MOMENTUM, Metro--Sejumlah warga di kawasan Jalan Krinci RT 04 RW 01, Kelurahan Yosorejo, Kecamatan Metro Timur, Kota Metro, mengeluhkan kondisi air sumur mereka yang berbau dan berlumpur.
Menurut warga, kondisi tersebut sudah terjadi sejak lima tahun terakhir.
"Suda ada lima tahunan, air sumur saya dan beberapa tetangga, bau dan berlumpur. Akibatnya tidak bisa lagi dikonsumsi," kata Odi warga setempat pada Harianmomentu.com, Senin (4-1-2020).
Warga menduga, air sumur mereka tercemar limbah Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Jenderal Ahmad Yani, Kota Metro yang berlokasi dekat pemukiman warga setempat.
"Airnya itu bau obat. Jadi untuk minum, terpakasi kami harus beli. Kami menduga, karena tercemar limbah medis RSUD Ahmad Yani," kata seorang warga yang juga sumurnya tecemar.
Hal senada disampaikan Ketua RT 04 keluarahan setempat Suroyo. "Bau limbah medisnya sangat menyengat dan mengganggu kenyamanan warga di sini. Apalagi kalau selepas subuhan, bau limbahnya menyengat sekali," ungkapnya.
Menurut dia, warga pernah melakukan protes kepada pihak rumah sakit. "Waktu itu warga pernah protes dan demo kepada rumah sakit Ahmad Yani. Warga meminta untuk pembangunan drainase pembuangan limbah, tapi sampai saat ini tidak ada," keluhnya.
Dia menyayangkan sikap managemen rumah sakit yang terus melakukan pembangunan penambahan gedung, namun tidak memperhatikan dampak lingkungan.
"Pihak rumah sakit terus membangun gedung, tapi tidak memikirkan dampak limbahnya ke warga. Seharusnya setiap pembangunan, memikirkan dampak positif dan negatifnya. Supaya warga sekitar rumah sakit tidak terganggu dengan limbahnya. Sebagian sumur warga di sini sudah tercemar, bau dan berlumpur," paparnya.
Terkait hal tersebut, pihak RSUD Jenderal Ahmad Yani Kota Metro belum bisa dikonfirmasi. Direktur dan wakil direktur RSUD, tidak bisa ditemui.
"Lagi rapat mas, belum bisa ditemui," ujar seorang security RSUD Ahmad Yani.
Dihubungi melalui pesan WhatsApp, Wakil Direktur Pelayanan RSUD Jenderal Ahmad Yani Kota Metro Fitri Agustina, juga tidak merespon. (**)
Laporan: Adipati Opie/Rio
Editor: Munizar
Editor: Harian Momentum