Harianmomentum--Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah
menyebut, kemunculan namanya dalam persidangan kasus suap pajak PT EK Prima
Ekspor Indonesia, sudah direncanakan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
"Karena
saya lihat juga, rupanya KPK tidak melihat penyebutan nama saya dan Pak Fadli
semacam insiden, tapi semacam direncanakan," kata Fahri di Gedung
DPRD Jakarta, dikutip RMOL.co, Rabu (22/3).
Menurut Fahri, KPK sebetulnya sudah tahu kasus tersebut sejak lama. Yang mana
seharusnya namanya dan nama Fadli Zon ditutup. Dia mengatakan, sejak November
2016, data-data mengenai dirinya sedang dicari-cari.
"Karena file tentang saya kan sudah ditemukan 4 November, sampai Maret itu
kan sudah lima bulan. Harusnya mereka sudah tahu soal apa, itu soal pajak.
Harusnya dirahasiakan, ditutup. Kemudian rupanya setelah muncul di pengadilan,
kebetulan kita lagi gencar mendiskusikan kritik kepada KPK beberapa hari
belakangan ini, terkait pembelokan dalam isu e-KTP," jelasnya.
Fahri pun memastikan bahwa KPK menggunakan agenda persidangan untuk menyerang
dirinya.
"KPK menggunakan persidangan itu justru untuk menyerang. Pernyataannya
seperti dimanufaktur, seperti diolah," tegasnya.
Nama Fahri Hamzah dan Fadli Zon muncul di sidang kasus suap pengamanan pajak
dengan terdakwa Country Director PT EK Prima Rajamohanan Nair pada Senin lalu
(20/3).
Saat
itu, Handang Soekarno yang merupakan bekas kasubdit Bukti Permulaan Ditjen
Pajak yang dihadirkan sebagai saksi mengakui selalu mendapatkan data wajib
pajak yang diduga bermasalah dari kantor wilayah pajak seluruh Indonesia.
Data
tersebut dilaporkan kepada Dirjen Pajak Ken Dwijugiasteadi melalui ajudannya
Andreas Setiawan alias Gondres. Selain keduanya, artis dan penyanyi beken Rini
Fatimah Jaelani alias Syahrini juga disebut-sebut memiliki permasalahan
pajak.
Terungkap saat jaksa KPK memperlihatkan nota dinas Nomor ND 136 TA/PJ.051/2016
yang bersifat sangat segera. Nota berisi pemberitahuan informasi tertulis
mengenai jumlah pajak yang tidak atau kurang dibayar atau yang tidak seharusnya
dibayarkan. (Red)
Editor: Momentum