MOMENTUM, Airhitam--PT PLN (Persero) ULPLTA Waybesai Lampung Barat menyalurkan dana tanggung jawab sosial dan lingkungan untuk mengembangkan usaha Kopi Organik Mang Encak di Kecamatan Airhitam.
Selain itu, dana tanggung jawab sosial dan lingkungan tersebut disalurkan melalui program Pedas atau Peduli Daerah Aliran Sungai Besai IV di Kecamatan Waytenong.
Manager PLN ULPL Besai, Heri Priyanto, saat menyerahkan bantuan itu mengatakan, program ini merupakan komitmen PLN untuk mendukung petani lokal yang peduli terhadap lingkungan dan membantu meningkatkan perekonomian masyarakat.
Salah satu upaya meningkatkan produktifitas kelompok usaha masyarakat tersebut, PLN UPDK Bandarlampung memberikan bantuan resertifikasi sertifikat organik, etalase dan alat pembuatan gula semut. Diharapkan, bantuan tersebut dapat meningkatkan penjualan dan meningkatkan perekonomian.
Menurut dia, lahan pertanian kopi organik tersebut tidak seluruhnya ditanami tanaman kopi. Tetapi juga ada pohon aren dan pohon produktif lainnya.
Mengingat saat ini kopi sudah menjadi konsumsi global, kopi kekinian hadir dengan tambahan gula aren. Sehingga saat ini dipasaran permintaan akan gula aren meningkat.
Untuk itu, program pengembangan yang dilakukan PLN UPDK Bandarlampung tidak hanya pengembangan kopi organik namun juga bantuan pengembangan gula semut.
Sementara itu, di tempat berbeda di Sungai Cengkaan, Waytenong, Lampung Barat, Program Peduli Daerah Aliran Sungai (DAS) Sungai Cengkaan sudah memasuki tahun kedua. Program ini telah melaksanakan konservasi lahan pertanian sekitar 40 hektare.
Program Peduli DAS Sungai Cengkaan merupakan upaya PLN kembali menghijaukan lahan pertanian kopi yang gundul akibat terjadinya perubahan fungsi lahan. Pembukaan lahan secara besar-besaran menyebabkan lahan menjadi terbuka dan gundul. Akibatnya, jika terjadi hujan, unsur hara dipermukaan tanah akan hilang terbawa air dan menyebabkan abrasi serta pendangkalan sungai.
Program Peduli DAS Besai dirancang agar petani lebih peduli terhadap lingkungan dengan tetap memberikan tanaman besar (peneduh) di perkebunan kopi untuk menahan air hujan dan menanam rumput strip agar dapat mencegah terhadinya abrasi serta pembuatan dam/bronjong.
Keberhasilan program tersebut berdasarkan tingkat hidup tanaman yang ditanaman dan panjang rumput strip yang ditanam. Efek positifnya, saat ini rumput tersebut dapat digunakan sebagai pakan ternak petani dan tingkat sedimentasi sudah mulai terlihat menurun.
PLN UPDK Bandarlampung memberikan penghargaan berupa hewan ternak kambing sebagai bentuk komitmen kepada masyarakat yang peduli terhadap keberhasilan program dan menjaga lingkungan.
Diperkirakanh dalam waktu sekitar 2-3 tahun untuk menjadikan lahan kopi benar-benar hijau. Namun dengan mengubah pola masyarakat, menjadi modal dasar kearah pertanian yang lebih ramah terhadap lingkungan. (*)
Laporan: Nurjanah
Editor: M Furqon.
Editor: Harian Momentum