Sebelum Beraksi, Komplotan Curanmor Dibekali Uang Operasional

img
Ungkap kasus kejahatan curanmor di Mapolresta Bandarlampung.

MOMENTUM, Bandarlampung--Komplotan pencuri kendaraan bermotor (Curanmor) dibekali uang operasional sebelum beraksi.

Hal itu disampaikan Kasat Reskrim Kompol Resky Maulana saat ungkap kasus kejahatan curanmor, di Mapolresta Bandarlampung, Jumat (28-5-2021).

Kompol Resky mengungkapkan, para pelaku sebelum aksinya kerap mendapatkan uang operasional dari penadah sepeda motor curian. Uang yang diberikan berkisar antara Rp500 ribu sampai Rp1 juta. 

“Penadah yang berhasil kita amankan kali ini merupakan penadah kedua. Jadi penadah tersebut biasanya memberikan uang operasional kepada pelaku, supaya mereka menjual kendaraan kepada penadah tersebut,” jelasnya. 

Menurut Resky, petugas juga masih melakukan pengejaran terhadap pelaku lain yakni empat orang komplotan pelaku curanmor dan empat orang sindikat penadah sepeda motor curian.

Baca Juga: Kerap Gunakan Senjata Api, Komplotan Curanmor Diringkus Polresta

Selanjutnya Resky mengimbau kepada masyarakat, untuk tidak membeli barang curian. Pasalnya, petugas tidak akan segan untuk menindak tegas warga yang kedapatan membeli barang hasil curian.

“Kami juga mengimbau kepada masyarakat, bahwa membeli barang curian termasuk dalam tindak kriminal,” tuturnya.

Lebih lanjut Resky menyampaikan terima kasih kepada seluruh masyarakat yang telah memberikan dukungan terhadap tindakan tegas yang dilakukan petugas kepolisian terhadap pelaku kejahatan C3.

“Kami juga mengucapkan terima kasih kepada masyarakat yang memberikan apresiasi terhadap tindakan tegas petugas. Tentunya ini tidak lain dan tidak bukan untuk menciptakan rasa aman di Bandarlampung,” pungkasnya.

Sementara salah seorang pelaku bernama Nikolas (22) mengatakan, bersama komplotannya kerap membekali diri dengan senjata api saat beraksi.

“Iya kalau beraksi biasanya bawa pistol. Tapi pistolnya tidak sama saya, sama teman saya (buron),” kata dia. 

Nikolas mengaku telah beraksi di tujuh tkp di sekitar wilayah Bandarlampung. Menurutnya, kebanyakan targetnya yakni sepeda motor yang terparkir di depan minimarket.

Nikolas mengaku hanya berperan sebagai joki yang menunggu di atas motor. Sedangkan rekan lainnya Ongki (22) yang memetik motor curiannya.

Kepada petugas, Nikolas mengaku motor yang berhasil dicurinya langaung dijual kepada penadah yang tinggal di wilayah Natar, Lampung Selatan. Sementara uangnya digunakan untuk bermain judi online. 

“Motornya dijual sekitar Rp3 juta sampai Rp4 juta. Target (jenis) kendaraannya sedapatnya aja. Kalau uangnya buat judi online,” ucapnya.

Ongki (22) yang diduga menjadi otak pelaku kejahatan mengaku telah beraksi di sekitar 50 tkp sepanjang kurun waktu dua tahun belakangan.

“Sekali turun itu biasanya dua sampai empat orang. Kalau hasilnya biasanya dibagi rata. Untuk harga jual motor (ke penadah, red) itu tergantung jenis motornya. Kalau Honda Beat biasanya sekitar Rp2,5 jutaan. Tapi tergantung tahunnya juga, semakin baru semakin tinggi harganya," pungkasnya.(**)

Laporan: Ira Widya

Editor: Agus Setyawan






Editor: Harian Momentum





Leave a Comment

Tags Berita

Featured Videos