Wabah PMK Pada Sapi, Disbunakkan: Alhamdulillah Lamteng Masih Aman

img
Ilustrasi.

MOMENTUM, Gunungsugih--Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak seperti sapi, kambing, kerbau, domba dan babi sedang mewabah di sejumlah daerah di Indonesia.

Untuk wilayah Lampung Tengah yang memiliki populasi sapi terbesar di Lampung, sementara dinyatakan masih aman dari penyakit tersebut.

"Alhamdulillah sampai saat ini belum ada informasi dari masyarakat ataupun petugas medik dan paramedik veteriner ternak yang terkena penyakit PMK," kata Sub Koordinator Kesehatan Hewan Andi Antoni, SP. MM., mewakili Kepala Dinas Perkebunan, Peternakan dan Perikanan (Disbunakkan) Lamteng, Taruna Bifi Koprawi, Minggu (15-5-2022).

Dijelaskan Andi Antoni yang juga pejabat fungsional pengawas Mutu Bibit Ternak ini bahwa untuk menyikapi wabah PMK, Disbunakkan Lamteng telah mengadakan rapat mendadak pada 13 Mei 2022 dengan mengundang medik dan paramedik yang bertugas di masing-masing kecamatan untuk lebih jeli dalam memantau wabah PMK.

"Seperti yang kita ketahui bersama bahwa populasi ternak di Lamteng, terutama sapi merupakan yang terbesar di Provinsi Lampung dibandikan dengan kabupaten lain. Kurang lebih 40 persen populasi sapi di Lampung, ada di Lampung Tengah. Ini sesuai data per 31 Desember 2021, ada sekitar 350 ribu ekor," jelasnya.

Meski PMK belum terdeteksi di Lamteng, pihaknya meminta seluruh petugas medik dan paramedik untuk meningkatkan kewaspadaan. Termasuk bagi masyarakat peternak.

"Kewaspadaan yang dimaksud yakni memberikan penyuluhan dan informasi kepada masyarakat melalui pemasangan baliho/banner yang bisa dibaca oleh masyarakat. Insha Allah akan dipasang di setiap kecamatan di wilayah kerja petugas medik dan paramedik seluruh Lamteng," jelas Andi yang juga Ketua DPC Paramedik Veteriner Indonesia (Paravetindo) Lampung Tengah ini.

Pihaknya juga mengimbau kepada masyarakat peternak jangan takut dan resah. "Dan jangan segan-segaan tuk melaporkan semua kasus kejadian yang dicurigai mengarah ke PMK disekitarnya kepada petugas," bebernya.

Dikutip dari berbagai sumber, ciri umum pada hewan ternak sapi yang terinfeksi PMK diantaranya menimbulkan kepincangan; air liur berlebih atau berbusa; pembengkakan kelenjar submandibular; lepuh di sekitar mulut, lidah, gusi, nostril, kulit sekitar teracak, dan puting; hewan terlihat lemah; sering berbaring; dan demam hingga 41 derajat celcius.

Akan tetapi, pada masing-masing hewan, gejala klinis akan memiliki perbedaan satu sama lain. 

Menurut Andi Antoni, PMK disebabkan oleh virus Apthovirus dan memiliki tingkat penularan tinggi terhadap hewan ternak. "Memang angka kesakitan tinggi tapi angka kematian rendah.

PMK bisa disembuhkan jika ditangani segera dan tindakan yang benar. Untuk morbiditas atau tingkat kesakitan mencapai 90- 100 persen dan mortalitas atau tingkat kematian hanya 10- 15 persen," jelasnya. (*)






Editor: Agus Setyawan





Leave a Comment

Tags Berita

Featured Videos