MOMENTUM, Bandarlampung--Setiap tahun, PT Nestle Indonesia, pabrik Panjang, Bandarlampung, menyerap 60 ribu ton kopi hasil budidaya petani se-Sumatera Bagian Selatan (Sumbagsel). Dari jumlah tersebut, 60-70 berasal dari para petani kopi di Provinsi Lampung yang diekspor ke sejumlah negara: Amerika, Rusia dan Belgia.
Serapan kopi dari Lampung itu, sebagian besar didapat dari para petani binaan di Kabupaten Tanggamus.
"Khusus dari petani binaan di Provinsi Lampung, rata-rata kita menyerap 10 ribu ton kopi pertahun," kata Head of Human Resources PT Nestle Panjang Bernad H Simanjuntak saat menerima kunjungan pengurus Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Lampung, Rabu (15-6-2022).
Menurut Bernad, sejak tahun 2021, pabrik PT Nestle Panjang tidak lagi melakukan proses produksi kopi.
"Saat ini kita sudah tidak memproduksi khusus kopi lagi karena faktor kondisi mesin produksi yang sudah tua, sehingga tidak oprtimal hasil produksi," ungkapnya.
"Sekarang untuk proses produi kopi Nestle, kita lakukan di pabrik luar negeri," terangnya.
Meski demikian, komitmen Nestle untuk memajukan petani kopi tetap dijalankan. Netsle tetap membeli produksi kopi petani binaannya. Hasil kopi binaan ini diekspor ke luar negeri.
Dalam kunjungan itu, Ketua PWI Lampung Wirahadikusumah didampingi Sekretaris PWI Andi S Panjaitan dan pengurus harian, diterima langsung oleh Titin, Dinding, Norman Manager Vaktori Netsle Panjang, Bernad.
Wirahadikusumah mengatakan sangat bangga bisa berkunjung ke pabrik Nestle.
"Kami berharap kolaboasi ini terus berlanjut. Apalagi Nestle sebagai salah satu objek vital di Provinsi Lampung yang harus terus kita jaga bersama, agar fapat terus bermanfaat untuk masyarakat luas dan PWI," kata Wira. (**)
Editor: Munizar