MOMENTUM, Pringsewu--Mengawali kegiatan akademik Program Studi S2 Magister Manajemen Pendidikan Islam (MPI), STIT Pringsewu menggelar Seminar Pendidikan mengangkat tema Memberdayakan Potensi Siswa dalam Pembelajaran, Sabtu (23-7-2022).
Seminar di aula kampus setempat itu dilakukan secara offline dan online, diikuti lebih dari tiga ratus peserta. Peserta online mengikuti seminar melalui aplikasi zoom dan kanal youtube. Narasumber dalam seminar ini Dr. Joko Sutrisno AB., M.Pd., Ketua Dewan Pakar Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Provinsi Lampung.
Pendiri Yayasan Pendidikan Startech Dr. H. Fauzi, M.E., M.Kom., Akt., C.A., C.M.A., saat membuka seminar mengatakan, di era kemajuan teknologi dan dampak pandemi Covid-19, mengubah berbagai cara belajar dan kebiasaan belajar.
“Penggunaan teknologi informasi untuk mendukung pembelajaran saat ini sangat dibutuhkan, tetapi model tatap muka tidak bisa ditinggalkan sepenuhnya. Sebab, kalau sumber belajar saat ini sudah tersedia banyak dalam berbagai paltform teknologi, misalnya google,” ujarnya.
Dengan teknologi informasi, lanjut Dr. H. Fauzi, dapat memperluas akses belajar bagi setiap orang dari berbagai wilayah. Apalagi, secara geografis, Indonesia sangat luas dan merupakan negara kepulauan.
Sementara itu, Ketua STIT Pringsewu Dwi Rohmadi Mustofa, M.Pd. mengatakan, STIT Pringsewu berkomitmen mendukung pengembangan sumber daya manusia di daerah, sehingga memberikan kontribusi positif bagi pembangunan.
“Sebagai perguruan tinggi yang mengemban amanah mendidik generasi muda, STIT Pringsewu memberikan kesempatan yang luas bagi masyarakat untuk menempuh pendidikan, meningkatkan kualitas dan kompetensi diri,” tuturnya.
Dr. Joko Sutrisno dalam paparannya menguraikan, hal yang paling mendasar bagi seorang pendidik adalah rasa tanggung jawab. “Menjadi guru harus memiliki rasa tanggung jawab, sebagai panggilan jiwa. Bahwa peserta didik adalah subyek belajar yang merupakan aset masa depan bangsa,” ucapnya.
Guru harus memenuhi kualifikasi, kompetensi, dan profesionalisme. Namun yang lebih penting dari semua itu adalah guru harus bermutu. Menjadi guru, kata Joko Sutrisno, harus bertanggung jawab melaksanakan tugas sebagai pendidik.
“Bukan hanya sekadar menggurkan tugas mengajar. Guru itu harus memiliki kesadaran bahwa pendidikan adalah upaya sadar membentuk peserta didik menjadi pribadi yang seutuhnya,” kata alumnus S3 Universitas Negeri Jakarta ini.
Wakil Ketua II STKIP PGRI Bandar Lampung ini menambahkan, guru juga harus memiliki kemampuan penggunaan metode dan pendekatan yang bervariasi sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Dalam belajar, siswa harus mendapat pengalaman belajar yang bermakna, mampu memadukan semangat kemandirian dan kerjasama.
Keterlibatan siswa dalam belajar, juga penting, namun bukan berarti guru membiarkan siswa belajar sendiri. “Guru sebagai fasilitator belajar juga harus pandai memadukan berbagai metode pembelajaran,” imbuhnya.(**)
Editor: Agus Setyawan