Bangun Tradisi Diskusi, Seniman Kampus Gagas Selami

img
Empat mahasiswa Prodi Sendratasik FKIP Universitas Lampung menginisiasi tradisi diskusi seni dan budaya.

MOMENTUM, Bandarlampung -- Guna menggairahkan dan membangun tradisi diskusi seni budaya, empat seniman kampus asal Provinsi Lampung menginisiasi ruang pembelajaran bertajuk Senin Malam Seni atau Selami.

Menurut salah seorang inisiator, Taufiqurrohman, Selami digagas oleh empat mahasiswa Prodi Sendratasik FKIP Unila dan dilaksanakan secara kontinyu sepekan sekali dalam bentuk diskusi terbuka, santai sekaligus bersifat keilmuan.

Program nonprofit itu sudah dimulai sejak minggu kedua Oktober 2022 dan secara gradual digelar per awal pekan.

Ia memaparkan, diskusi merupakan salah satu budaya mahasiswa yang kini mulai tergerus dan jarang terlihat lagi. Jika tidak dibiasakan maka mahasiswa yang notabenenya kritis hanya akan menjadi kaum hedonistik, sibuk pencitraan di medsos, pemuja budaya pop serta minim kreasi.

"Beranjak dari hal ini, saya bersama tiga teman lainnya yaitu Alex Sandro Valentino, Dhewantara Mahdayu Erlangga dan Septian Dwi Putra berusaha secara swadaya membuat dan melaksanakan Selami meskipun secara kecil-kecilan. Secara rutin, seminggu sekali kami bersama puluhan mahasiswa berdiskusi dan membedah berbagai karya seni hasil kreatifitas seniman kampus," ujar Taufiq.

Hal senada juga disampaikan Alex Sandro. Bagi mahasiswa prodi Musik ini, diskusi Selami tidak bertujuan menyalahkan atau membenarkan sebuah karya seni yang dibedah.

Lebih dari itu, diskusi Selami mengutamakan proses cara bertukar pikiran, membahas topik seni dalam dalam kerangka pemikiran yang berbeda-beda sekaligus saling berbagi ilmu pengetahuan dan pengalaman dalam proses berkesenian para mahasiswa.

"Alhamdulillah, diskusi Selami sudah berlangsung selama dua kali. Minggu  pertama, kita membahas soal fenomena musik hybrid dan kemudian membicarakan karya seni sebagai respon terhadap ekologi lingkungan. Semuanya karya mahasiswa seni, peserta juga mahasiswa dan semuanya dilakukan secara urunan sukarela," ujar mahasiswa prodik Musik Unila ini.

Diakhir obrolan Aan dan Dhewantara juga turut menambahkan dan mengharapkan agar program Selami dapat menjadi trigger dalam menumbukan tradisi berdialektika serta diskusi di kalangan mahasiswa.  

Mereka juga bersyukur program yang bersifat non profit ini juga mendapatkan dukungan moral baik dari sejumlah dosen di kampus maupun para praktisi seni yang ada di Provinsi Lampung.

"Ke depan, kami berharap tidak hanya soal karya seni saja yang dibahas namun lebih jauh dari itu, Selami mampu menjadi ruang pemberdayaan mahasiswa seni dalam kehidupan masyarakat. Kami ingin melalui Selami berbagai produk seni tradisi khas Lampung dapat dibedah, didiskusikan sebagai bentuk pelestarian," katanya. (*)






Editor: Muhammad Furqon





Leave a Comment

Tags Berita

Featured Videos