Keluarkan Surat Edaran, Pemprov Cegah LSD

img
Petugas dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Lampung saat menyosialisasikan pencegahan LSD kepada peternak sapi dan kerbau.

MOMENTUM, Bandarlampung--Penyakit kulit berbenjol atau lumpy skin disease (LSD) yang menyerang ternak sapi dan kerbau mulai merebak di Pulau Jawa dan Sumatera. Penyakit tersebut disebabkan oleh virus cacar (Pox Virus/Poxviridea).

Menyikapi itu, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung Surat Edaran nomor: 524/112/V.23/D1/2023 Tentang Peningkatan Kewaspadaan Terhadap LSD tertanggal 18 Januari 2023.

SE tersebut dikeluarkan sebagai upaya pencegahan agar tidak ada hewan ternak di Lampung yang tertular.

Hal itu disampaikan Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Lampung Lili Mawarti melalui rilis yang diterima harianmomentum.com, Selasa (31-1-2023).

Lili  memastikan, sampai saat ini belum terdeteksi adanya hewan ternak di Lampung yang tertular penyakit tersebut. 

Walau begitu, Pemprov tetap berupaya agar tidak ada yang tertular dengan mengeluarkan SE tersebut.

"Dalam surat itu, disampaikan agar dapat mengidentifikasi dan pengawasan kesehatan hewan, pada sentra-sentra peternakan sapi dan kerbau," kata Lili.

Selain itu, peternak diminta untuk melapor jika menemukan kasus atau kematian pada sapi atau kerbau, dengan disertai atau tanpa tanda klinis yang mengarah pada LSD.

"Kemudian, meningkatkan pengawasan pemasukan sapi dan kerbau serta produknya, ke wilayah masing-masing," terangnya.

Selanjutnya, menganalisa resiko vaksinasi LSD di wilayah masing-masing serta melaporkan kasus atau kematian, melalui iSIKHNAS dan merespon setiap laporan kejadian yang diduga LSD atau penyakit hewan menular lainnya.

"Lalu, berkoordinasi dengan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Lampung dan Balai Veteriner Lampung, Komuikasi Informasi dan Edukasi (KIE) kepada peternak, petugas teknis dan masyarakat untuk berupaya mencegah dan pengendalian secara cepat, tepat dan terintegrasi," imbaunya.

Dia menjelaskan, gejala LSD ditandai dengan pembengkakan pada kelenjar pertahanan di sekitar kulit yang berlanjut menjadi nodul, pendarahan dan nekrosis.

"Adanya lesi cacar pada selaput lender saluran pencernaan dan pernapasan, leleran kental pada mata dan hidung serta menyebabkan gangguan pernapasan," jelasnya.

Menurut dia, penyakit itu ditularkan melalui gigitan serangga (nyamuk, lalat penghisap darah dan caplak) yang dapat menyebar antar ternak jarak dekat maupun jarak jauh.

Meski demikian, dia memastikan, penyakit itu tidak menular ke manusia. Namun dapat menyebabkan kerugian ekonomi. 

"Karena penurunan produksi susu dan berat badan, abortus, kerusakan kulit hingga menyebabkan kematian ternak serta kerugian tambahan dengan adanya pembatasan pergerakan ternak untuk perdagangan," jelasnya. (**)









Leave a Comment

Tags Berita

Featured Videos