MOMENTUM, Bandarlampung--Korp PMII Putri (Kopri) Rayon Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) Komisariat Raden Intan Lampung membangun ruang inklusif dengan menggelar dialog publik, Jumat (17-3-2023).
Dialog yang digelar di GSG Syariah UIN Raden Intan Lampung itu, menampilkan Soft Opening Sanggar Tari Perisai Biru dan mengangkat tema “Mewujudkan Inklusifitas, Keadilan dan Kesetaraan”.
Tiga narasumber yang berkonsentari di bidangnya masing-masing, dihadirkan dalam dialog yang diikuti ratusan peserta yang terdiri dari Mahasiswa UIN Raden Intan Lampung, BEM, UKM dan OKP yang ada di Bandarlampung.
Direktur Eksekutif Lembaga Advokasi Perempuan DAMAR Anna Yunita Pratiwi M. Pd. narasumber pertama mengatakan, inti dari kesetaraan dan keadilan gender adalah bagaimana masyarakat berpikir dan bertindak serta memandang semua orang pada kedudukan yang sama dan sejajar.
“Bagaimana laki-laki dan perempuan dilihat sebagai manusia yang utuh, yang sama dan senilai dalam proses hidup dan menikmati kehidupan,” kata dia.
Perempuan dan laki-laki, lanjutnya, berada pada posisi yang setara dalam proses pengambilan keputusan, mendapatkan peluang, kesempatan dan memperoleh manfaat yang sama dalam mengisi pembangunan.
Selain Lembaga Advokasi perempuan DAMAR sebagai narasumber acara Dialog Publik juga menghadirkan pembicara yakni Ketua PSGA UIN Raden Intan Lampung, Dr. Hj. Suslina, S.Ag., M.Ag dan Jurnalis Lampung Post, Umar Robbani S.H.
Ketua PSGA UIN Raden Intan Lampung Suslina mengatakan, bidang pendidikan umumnya masih pasif terhadap isu-isu perempuan. Salah satu upaya untuk mengimplementasi pengarusutamaan gender di bidang pendidikan, terutama pendidikan tinggi adalah dengan merancang dan menjalankan kampus responsif gender.
Sementara itu Umar Robbani mengatakan, media harusnya mengedepankan ruang ramah perempuan dan anak. Namun saat ini dalam pertaruhan idealisme, muncul perspektif media yang tadinya mendidik berubah arah menjadi menempatkan perempuan sebagai objek bukan sebagai subjek.
Selanjutnya Ketua Kopri FEBI Rasyidah Al Ganiyati dalam sambutannya mengatakan, diadakannya dialog ini sebagai upaya KOPRI dalam mengedukasi masyarakat luas terkhususnya mahasiswa agar dapat mewujudkan ruang inklusif untuk kelompok-kelompok yang rentan seperti perempuan, anak, disabilitas, dan Korban kekerasan lainnya.
Di tempat yang sama, Ketua Pelaksana Adinda Putru dalam laporannya menyampaikan, wacana-wacana mengenai perempuan sangat dibutuhkan, hal tersebut sangat penting karena peran perempuan ada di semua leading sektor.
Seluruh audiens menggaungkan jargon “Lelaki sejati tanpa kekerasan perempuan hebat berani speek up” dan acara dialog Ditutup dengan menempelkan kertas pesan dari seluruh peserta di Mading KOPRI FEBI. (**)
Editor: Agus Setyawan