MOMENTUM, Bandarlampung -- Siswi SMA Negeri 1 Pringsewu, Aprilia Dinda Putri berhasil meraih juara satu Lomba Baca Puisi Hijau 2023 yang digelar Rumah Sastra Mata Dunia di Gedung Kesenian Lampung di Bandarlampung.
Lomba yang berlangsung pada 18-19 Juni 2023, diikuti 63 peserta. Mereka berasal dari SMA/SMK di Bandarlampung, Pesawaran, Pringsewu, Tanggamus, Lampung Tengah, Lampung Timur, Lampung Utara, Lampung Selatan, dan Waykanan.
Sedang juara dua diraih Flannery Waoma (SMA Negeri 2 Bandarlampung), juara tiga Siti Halimatu Sya’diyah (SMK Nurul Falah Pugung Tanggamus), juara harapan 1 Luthfiah Nur Azizah (SMA Negeri 1 Pringsewu), juara harapan 2 Toni Erwandi (SMK Al Fajar Kasui Waykanan), dan juara harapan 3 Sera Trahela dari SMA Negeri 2 Kotabumi.
Para juara berhak atas hadiah piala dan sejumlah uang, masing-masing juara 1 sebesar Rp1 juta, juara 2 Rp750 ribu, juara 3 Rp 500 ribu, juara harapan 1 Rp350 ribu, dan juara harapan 2 Rp250 ribu.
Sebelum lomba, kegiatan diawali dengan workshop pembacaan puisi pada Ahad 18 Juni 2023. Sehari kemudian, lomba digelar. Para peserta rata-rata didampingi oleh guru atau personal pembina kesenian di sekolah masing-masing.
Sementara yang bertindak sebagai juri, para sastrawan asal Lampung yang telah dikenal luas khalayak Indonesia. Yaitu, Edy Samudra Kertagama (Ketua Dewan Juri), Josep Arizandi, dan Aris Prasetyo. Ketiganya adalah penggiat Rumah Sastra Mata Dunia.
Lomba mensyaratkan para peserta membacakan satu puisi wajib dan satu puisi pilihan. Puisi wajib diciptakan khusus oleh Edy Samudra Kertagama, Direktur Artistik Rumah Sastra Mata Dunia dan penyair kenamaan, berjudul Hikayat Daun-daun Hijau, bertema pentingnya kecintaan alam.
Sementara pada penutupan acara pada Senin sore dilakukan oleh Mochammad Nashir Badri, salah seorang penggagas dan penggiat diseminasi Hijau itu Kita yang selama ini aktif mempropagandakan konsep-konsep go green, green development, green economy, serta banyak jargon-jargon pelestarian alam dan lingkungan.
“Lewat kegiatan ini, kita berharap generasi muda dapat memahami dan mengimplementasikan nilai-nilai kecintaan terhadap alam dan lingkungan sebagai penopang utama kehidupan seluruh makhluk Tuhan di bumi. Dalam proses membaca puisi, seseorang diharuskan untuk mampu menginterpretasi dan mengapresiasi tema dalam puisi dimaksud, sehingga tema “hijau” dalam kegiatan ini dapat diresapi sebagai nilai yang penting dalam kehidupan keseharian,” demikian Nashir Badri.
Bang Een, panggilan akrab Nashir Badri, juga menyampaikan bahwa upaya diseminasi Hijau itu Kita juga akan terus dikembangkan melalui bidang seni lain seperti seni rupa dan seni musik, bahkan bidang-bidang di luar kesenian dan budaya seperti ekonomi kerakyatan dan bidang-bidang sosial. Semakin banyak bidang dan komunitas yang dijadikan sasaran diseminasi, akan semakin banyak orang yang memahami, dan diharapkan upaya-upaya tersebut dapat memberikan kontribusi pada pelestarian alam.
Sangat banyak persoalan lingkungan yang dihadapi dunia saat ini seperti pemanasan global, deforestasi, polusi, degradasi daya dukung daya tampung lingkungan, banjir, longsor, sampah, dan lainnya yang menjadi ancaman serius kehidupan manusia baik saat ini maupun saatnya anak cucu kelak.
Untuk itu, diperlukan upaya bersama untuk terus mengembangkan pemikiran dan implementasi pelestarian alam di berbagai bidang kehidupan. Nashir Badri juga berharap, sekecil apapun yang bisa dilakukan melalui diseminasi Hijau itu Kita, dapat membantu upaya penyelamatan bumi dan umat manusia. (*)
Editor: Muhammad Furqon