MOMENTUM, BandarLampung-- Kepala Pusdiklat Tenaga Administrasi Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama (Kemenag) RI, Dr Syafi’i MAg menyebutkan pentingnya perguruan tinggi sebagai tempat untuk menyemai gerakan moderasi beragama.
“Perguruan tinggi adalah institusi intelektual dan akademik yang diharapkan bisa semakin memperkaya, menambah bobot tentang pemikiran-pemikiran moderasi beragama ini, sehingga semakin lama akan semakin berkualitas,” katanya pada Penutupan Pelatihan Penggerak Penguatan Moderasi Beragama (PPPMB), Jumat (7-7-2023).
Dia berharap, dengan adanya kader-kader muda di perguruan tinggi maka kedepannya gagasan moderasi beragama akan secara masif terserap dapat masuk di kalangan masyarakat. “Karena yang kita bina dalam menyemai gagasan moderasi beragama di lingkungan mahasiswa dan dosen-dosen muda ini adalah mereka para aktor yang mempunyai semangat tinggi dalam menyebarkan nilai-nilai Islam Rahmatan Lil Alamin” ujarnya.
Sebaliknya, sambung Dr Syafi’i, jika mengabaikan peran perguruan tinggi maka akan sulit mensosialisasikan dan menginternalisasikan serta mendiseminasikan gagasan moderasi beragama di tengah-tengah masyarakat.
Dr Syafi’i secara resmi menutup Pelatihan Penggerak Penguatan Moderasi Beragama yang telah berlangsung sejak 3 Juli. Kegiatan tersebut diselenggarakan oleh UIN Raden Intan Lampung bekerja sama dengan Pusdiklat Tenaga Administrasi Badan Litbang dan Diklat Kemenag RI.
UIN Raden Intan Lampung dinilai sebagai pioner dalam penyelenggaraan pelatihan penggerak penguatan moderasi beragama karena telah mengadakan kegiatan serupa lebih dari sekali. “Mudah-mudahan kerjasama ini ke depan semakin baik dan bisa menginspirasi PTKIN/PTKIS lainnya,” pungkasnya.
Kemudian dia juga mengucapkan apresiasi dan berterima kasih kepada para peserta pelatihan yang terdiri dari kepala UPT, Kepala Bagian, kaprodi, sekprodi, para dosen dan tenaga pendidikan di lingkungan UIN RIL, stakeholder pada kopertais wilayah 15 dan lintas iman agama.
Wakil Rektor II Dr Safari SAg MSosI dalam sambutannya menyatakan bahwa UIN RIL meneguhkan komitmen kebangsaan salah satunya dengan melakukan program penguatan moderasi beragama demi terjaganya persatuan dan kesatuan bangsa.
“Mahasiswa pun juga penting melaksanakan moderasi beragama ini, agar kebersamaan antar organisasi baik intra dan ekstra terjaga dalam harmoni, karena era saat ini adalah era kolaborasi,” katanya.
Adapun pemateri dari kegiatan yang berlangsung sampai dengan 7 juli ini diberikan oleh Kepala Pusat Kerukunan Umat Beragama Kemenag RI Dr H Wawan Djunaedi MA dengan materi Sketsa Kehidupan Beragama di Indonesia. Dilanjutkan dengan materi nilai-nilai universal moderasi beragama dalam perspektif teologis yang disampaikan oleh Dr KH Imam Nakha’i M Ag.
Menteri Agama RI periode 2014-2019 sekaligus pencetus program moderasi beragama, Lukman Hakim Saefuddin memaparkan materi Konsep Moderasi Beragama Kementerian Agama dan Prof Dr H Achmad Gunaryo MSoc Sc dengan materi Resolusi Konflik.
Perlu diketahui juga, disamping kegiatan Pelatihan Penggerak Penguatan Moderasi Beragama, dalam waktu yang bersamaan juga dilaksanakan kegiatan Training of Trainers (TOT) Penguatan Moderasi Beragama. Selain para narasumber di atas, TOT juga diisi oleh Kepala Badan Litbang dan Diklat Kemenag RI Prof Dr Suyitno MAg. Penutupan dilaksanakan Sabtu (8-7-2023), hadir Kepala Biro AAKK/ Plt AUPKK Dr H Abdul Rahman M Pd dan Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Prof Dr H A Kumedi Ja’far SAg MH.(**)
Editor: Agus Setyawan