MOMENTUM, Bandarlampung--Jumlah penduduk miskin di Provinsi Lampung berkurang 24,5 ribu jiwa.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Lampung, jumlah penduduk miskin pada September 2022 sebesar 995,59 ribu. Lalu pada Maret 2023 turun menjadi 970,67 ribu jiwa.
Hal itu disampaikan Kepala BPS Lampung Atas Parlindungan Lubis saat memberikan keterangan pers, Senin (17-7-2023).
"Angka kemiskinan Lampung pada Maret 2023, mengalami penurunan dibandingkan dengan September 2022," kata Atas.
Dia menjelaskan, secara persentase, angka kemiskinan di Lampung menurun 0,33 persen.
"Angka kemiskinan di Lampung pada September 2022 11,44 persen. Sedangkan pada Maret 2023 turun menjadi 11,11 persen" jelasnya.
Menurut dia, ada beberapa faktor yang menyebabkan berkurangnya jumlah penduduk miskin di Lampung.
Seperti pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan konsumsi rumah tangga, laju inflasi umum yang relatif rendah, tingkat pengangguran terbuka turun dan pemanfaatan bantuan sosial.
Dia menjelaskan, penduduk miskin terkonsentrasi di daerah pedesaan dengan tingkat kemiskinan 12,65 persen atau 737,71 ribu jiwa.
Sementara untuk tingkat kemiskinan di perkotaan hanya 8,02 persen atau 232,96 ribu jiwa.
Terpisah, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Lampung Mulyadi Irsan menjelaskan, penurunan angka kemiskinan memang merupakan salah satu prioritas Gubernur Arinal Djunaidi.
Penurunan angka kemiskinan juga sejalan dengan laju inflasi yang terkendali, pertumbuhan ekonomi dan peningkatan IPM.
"Ini menjadi target utamanya Pak Gubernur. Beliau tidak mau dalam pemerintahaannya masih digelayuti dengan kemiskinan," jelasnya.
Karena itu, melalui berbagai program Gubernur Lampung, angka kemiskinan turun menjadi 11,11 persen.
"Awalnya kita kan punya 995 ribu jiwa penduduk miskin pada September 2022. Lalu pada Maret 2023 berkurang menjadi 970 ribu. Jadi berkurang sekitar 24,9 ribu. Ini tidak mudah," sebutnya.
Dia menjelaskan, Pemprov Lampung terus berupaya menurunkan angka kemiskinan lewat program gubernur. Seperti Kartu Petani Berjaya, Smart Village, peningkatan produksi pertanian dan bantuan sosial.
"Jadi kemiskinan itu tidak hanya satu program. Tapi semua program dari berbagai sektor," terangnya.
Menurut dia, kemiskinan merupakan ketidakmampuan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan dasar pangan dan nonpangan.
Sehingga, diharapkan melalui berbagai program yang dilakukan akan timbul kemampuan masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya sehari-hari.
Selain itu, dia juga berharap, angka kemiskinan di Lampung pada tahun 2024 bisa mencapai satu digid.
"Kalau targetnya 10 sampai 11 persen. Ini sebenarnya sudah melampaui target. Tapi kita masih semangat agar 2024 kemiskinan bisa satu digid," tutupnya. (**)
Editor: Agung Darma Wijaya