Belajar dari Lubuklinggau

img
Andi S. Panjaitan, Pemred Harian Momentum.

MOMENTUM-- Malam itu, cuaca di Kota Lubuklinggau Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) terasa sejuk.

Di bawah rintik hujan, kami mencoba menghangatkan tubuh dengan seduhan kopi di sebuah kafe, kawasan Jalan Yos Sudarso.

Daily Dose Bistro & Kitchen nama tempatnya. Bangunan dua tingkat itu layaknya seperti kafe pada umumnya. Dari luar, terlihat temaram lampu bersinar. Juga mengalun suara live musik. 

Naik ke lantai dua, kami memilih duduk di kursi kayu panjang pada posisi meja sebelah kiri. Lurus dari arah tangga. 

Di samping saya ada Fery Ardiansyah, Kabag Komunikasi Pimpinan Biro Adpim Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung. Selanjutnya Achmad Saefullah, Pelaksana tugas (Plt) Kadis Kominfo. 

Di depan kami, duduk Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Provinsi Lampung Wirahadikusumah bersebelahan dengan Sekretaris Provinsi (Sekprov) Fahrizal Darminto.

Fahrizal, Wirahadikusumah dan Fery secara bergantian membawakan beberapa lagu andalan. Sedangkan saya dan Achmad Saefullah cukup sebagai penikmat.

Beberapa saat kemudian, seorang lelaki tampak datang dari arah tangga. Sebelum mengambil tempat di sebelah kanan ruangan, dia melempar senyum kepada kami.

Belakangan kami baru sadar bahwa sosok berwibawa itu adalah SN Prana Putra Sohe--Walikota Lubuklinggau. Orang nomor satu di tempat itu. 

Tak berselang lama AKBP Indra Arya Yudha menyusul. Lalu Letkol Arm Anggeng Sulistyo. Mereka adalah Kapolres dan Dandim setempat. Secara bergantian mereka membawakan lagu andalannya. 

Di sela- sela lantunan lagu, saya mencoba memperhatikan gerak- gerik mereka. Terdengar tawa di sela- sela obrolannya. 

Terkadang terlempar senyum ketika obrolan terlihat serius.

Begitu hangat pertemuan antar Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) setempat. Hingga akhirnya kami beranjak dari lokasi, mereka masih di sana.

Dalam perjalan kembali ke penginapan, saya membatin: alangkah indahnya jalinan komunikasi forkopimda di sini. Mereka begitu akrab satu sama lain. 

Tidak ada sekat. Saling menjaga hubungan satu dengan lain melalui komunikasi efektif, di sebuah kafe.

Mungkin, jika Bupati Lampung Utara bisa menerapkan hal serupa, tidak akan ada operasi tangkap tangan (OTT) oleh Polres setempat.

Bisa saja, ada sumbatan komunikasi yang selama ini terjadi di sana. Atau mungkin saya yang salah menilai.

Yang jelas, ada kalanya para pemimpin bersantai bersama. Saling bercerita dan berdiskusi. Tidak melulu harus pada pertemuan resmi. 

Yakinlah, rakyat akan bahagia jika melihat para pemimpinnya akur. Saling mendukung, bergotong-royong memecahkan persoalan dan tidak saling menjatuhkan. 

Setidaknya, belajarlah sedikit dari Kota Lubuklinggau.

Tabikpun. (*)






Editor: Agus Setyawan





Berita Terkait

Leave a Comment

Tags Berita

Featured Videos