MOMENTUM, Bandarlampung-- Mahasiswi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) berinisial SM (18) tewas usai jatuh dari lantai empat University Residence (Unires) Putri UMY, pada Senin 2 Oktober 2023 sekitar pukul 6.15 Wib.
Mahasiswi yang merupakan warga Kelurahan Jagabaya II, Kecamatan Wayhalim, Kota Bandarlampung, tercatat masih duduk di semester satu Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisip) UMY.
Pantauan harianmomentum.com di rumah duka sekira pukul 9.50 Wib, Selasa (3-10), sudah ramai warga berdatangan mengucapkan bela sungkawa.
Almarhum SM akan dimakamkan di tempat pemakaman umum (TPU) Jagabaya II, Jalan Belia, Kelurahan Jagabaya II, kota setempat, pada Selasa 3 Oktober 2023.
"Iya mas dimakamkan hari ini, saat ini keluarga masih menunggu informasinya ambulance yang membawa almarhum masih berada di kapal menuju Bandarlampung," ucap Vero, warga Jagabaya II saat ditemui di rumah duka.
Vero mengatakan, setibanya nanti almarhum akan di shalati terlebih dahulu di rumah duka sebelum dimakamkan.
"Nanti dishalati dulu, kemungkinan setelah zuhur baru langsung dimakamkan di TPU Jagabaya II," sebutnya.
Saat ini pihak keluarga masih menunggu kedatangan jasad almarhum dari Yogyakarta.
Kepala Urusan Hubungan Masyarakat UMY Hijriyah Oktaviani menyatakan masih mengumpulkan data-data terkait kejadian itu.
"Saat ini kami masih mengumpulkan informasi terkait kejadian tersebut, akan kami sampaikan setelah informasinya valid dari beberapa pihak," kata Ria, sapaan Hijriyah Oktaviani kepada wartawan Senin, 2 Oktober 2023, seperti dilansir dari tempo.co.
Kepala Seksi Humas Polres Bantul Inspektur Satu I Nengah Jeffry menyatakan pihaknya telah menerima laporan kejadian mahasiswi UMY yang jatuh dari asrama tersebut.
Dari olah tempat kejadian perkara dan keterangan sejumlah saksi yang dihimpun di lokasi, menguat dugaan mahasiswi tersebut melakukan bunuh diri dengan cara melompat dari lantai 4 asrama putri tersebut. Tubuh korban sempat membentur genting dan lantai konblok.
"Kejadian berawal ketika salah satu saksi bernama Ustad Talkis Nurdiyanto yang mengerjakan tugas di ruangan Kantor Gedung Y lantai dasar asrama itu mendengar sesuatu terjatuh di luar," kata Jeffry.
Saksi saat itu langsung keluar mengecek dan mendapati korban dalam posisi tertelungkup. Kemudian saksi mencoba melihat kondisi korban namun tidak ada respon.
Setelah itu saksi meminta bantuan petugas kebersihan asrama bernama Sugeng memindahkan korban di atas di meja ruang belajar bersama lantai dasar asrama itu.
Karena korban tak kunjung merespon, penjaga keamanan asrama itu, Irwan menelpon ambulance. Namun karena ambulance tidak kunjung datang, maka korban segera dilarikan ke rumah sakit PKU Muhammadiyah Gamping Sleman menggunakan mobil pribadi milik saksi.
Sesampai di RS PKU Muhammadiyah Gamping Sleman, hasil pemeriksaaan denyut nadi korban saat itu masih ada. Namun selang 10 menit kemudian, saksi mendapat kabar jika korban sudah meninggal dunia.
"Korban meninggal dengan kondisi luka luka di kepala bagian belakang, luka dalam, patah kaki kiri bagian bawah, lecet lecet pada kaki dan tangan," kata Jeffry.
Dari hasil pemeriksaan polisi kepada para saksi termasuk teman sekamar korban, dugaan bunuh diri dari kejadian itu menguat.
"Dugaan sementara korban mengalami depresi," kata Jeffry.
Sebelum kejadian itu, malam harinya saksi sempat meminum obat sakit kepala sebanyak 20 tablet sekaligus.
Hal ini diperkuat dengan temuan bekas bungkus obat sakit kepala itu di kamar korban.
Dari keterangan teman korban, sebelum kejadian itu korban juga sempat berteriak teriak sendiri di kamar dan menangis histeris.
Saat itu para rekannya membawa korban ke rumah sakit untuk mendapat bantuan medis. Hasilnya puluhan obat sakit kepala yang diminum korban sekaligus berhasil dimuntahkan.(**)
Editor: Agus Setyawan