MOMENTUM, Metro--Walikota Metro, Wahdi Siradjuddin mengenalkan program Jaringan Masyarakat Peduli Anak dan Ibu (JAMA-PAI) hingga ke Jepang.
JAMA-PAI dipaparkan Walikota Metro saat menjadi narasumber dalam acara Indonesia-Japan Knowledge Exchange Webinar 2023 dengan tema “Public Private Partnership by Local Government” yang dilakukan melalui aplikasi zoom meeting dari rumah dinas walikota, Jumat (6-10-2023).
Wahdi menjelaskan materi mengenai kerjasama atau kolaborasi dari program Pemerintah Kota Metro dan pihak swasta serta masyarakat, yang dikenal dengan JAMA-PAI.
Dalam paparannya, dia menjelaskan JAMA-PAI berasal dari bahasa Lampung yang berarti bersama-sama atau bergotong-royong. Program itu dicanangkan pada tahun 2021, saat tahun pertama Wahdi menjabat menjadi walikota.
“JAMA-PAI adalah Jaringan Masyarakat Peduli Anak dan Ibu merupakan salah satu program Pemerintah Kota Metro yang difungsikan sebagai pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas menuju Generasi Indonesia Emas 2045 melalui pendekatan continuum of care across the life cycle,” kata dia.
Saat ini, dia melanjutkan, Kota Metro jika dilihat dari struktur demografi pada tahun 2022 didominasi pada usia produktif yaitu 15 tahun sampai dengan 60 tahun yang akan bergeser lebih besar di tahun 2035.
“Kota Metro yang struktur umur penduduknya didominasi oleh generasi millenial dan generasi Z yang merupakan kelompok usia produktif, saat ini mengedepankan pembangunan sumber daya manusia sebagai modal utama dari pembangunan,” ujar Wahdi.
Oleh karena itu, penggunaan program JAMA-PAI dibentuk dalam upaya menurunkan angka kmatian ibu dan prevalensi stunting melalui peningkatan derajat kesehatan ibu dan anak yang menjadi salah satu prioritas dalam program JAMA-PAI.
"Dengan adanya berbagai bentuk program dan kegiatan yang ada dalam JAMA-PAI Kota Metro berhasil menekan angka kematian ibu dan juga prevalensi stunting secara signifikan menurun 19,7 persen di tahun 2021 menjadi 10,4 persen di tahun 2022," tegasnya.
Melalui JAMA-PAI, Wahdi menambahkan, merupakan strategi kolaborasi dan kerjasama antara pemerintah dan swasta serta masyarakat, Pemerintah Kota Metro dapat mengatasi keterbatasan yang ada dan mengalokasikan sumber daya yang ada secara lebih efektif untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Deputi Bidang Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara, Lembaga Administrasi Negara (LAN), Tri Widodo mengatakan meski kenyataannya pandemi covid telah berlalu, ternyata dunia belum seindah yang bayangkan.
"Dunia masih dihadapkan pada ketidakpastian global berupa ancaman krisis pangan, krisis energi dan juga krisis keuangan, terutama sebagai dampak dari perang Rusia dan Ukraina," jelasnya.
Tri Widodo mengungkapkan bahwa ketidakpastian global yang terjadi tersebut memberikan tekanan cukup berat bagi berbagai negara di dunia dalam bentuk keterbatasan sumber daya, terutama anggaran atau finansial.
"Menghadapi ketidakpastian global sekaligus keterbatasan sumber daya tadi, pemerintah di seluruh dunia harus memberi respon positif terhadap permasalahan-permasalahan domestik maupun internasional dalam bentuk kebijakan publik yang semakin berkualitas," ucapnya.
Untuk membangun kebijakan publik yang semakin berkualitas tersebut pemerintah tentu tidak dapat bekerja sendiri, tetapi harus memastikan bahwa tata kelola pemerintah harus selalu mengedepankan prinsip, kolaborasi, kemitraan atau kerja sama.
"Dalam konteks itulah, maka seminar webinar kali ini yang mengangkat tentang Public Private Partnership untuk mendorong kesejahteraan masyarakat menjadi sangat-sangat urgen dan relevan untuk permasalahan itu," paparnya.
Deputi Bidang Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara berharap ilmu dan pengalaman yang dibagi dapat menciptakan kebijakan publik yang semakin baik di masa yang akan datang.
Acara yang menghadirkan 2 negara yaitu Indonesia dan Jepang tersebut merupakan hasil kerjasama antara Politeknik STIA LAN Jakarta, Japan Council of Local Authorities for International Activities (J.CLAIR) Singapore, serta Kementerian Dalam Negeri dan Komunikasi Jepang.
Kegiatan tersebut hadiri oleh Deputi Bidang Kajian Kebijakan dan Inovasi Administasi Negara, Lembaga Administrasi Negara (LAN) Tri Widodo, Wakil Direktur Kantor Urusan Internasional, Biro Administrasi Lokal, Kementerian Dalam Negeri dan Komunikasi (MIC)Jepang Tagashira Shinji, Wakil Direktur Jenderal Departemen Kebijakan Komprehensif, Kota Okazaki, Prefektur Aichi Nagata Masaru, Walikota Yokoze Tomita Yoshinari, Bupati Luwu Utara Indah Putri Indriani, Direktur Eksekutif JCLAIR Singapura Sakurai Taisuke, serta Direktur Politeknik STIA LAN Prof. Dr. Nurliah Nurdi.(**)
Editor: Muhammad Furqon