MOMENTUM--Enam hari lalu kami bertemu dengan Penjabat (Pj) Gubernur Lampung Samsudin, di ruang kerjanya.
Saya memakai kata “kami” karena memang tidak sendiri, kala itu. Tetapi bersama para pengurus harian Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Provinsi Lampung.
Jujur, beberapa malam ini saya susah tidur pascapertemuan itu. Tentu bukan karena Pak Samsudin mengancam saya. Tetapi ada perasaan bersalah, sekaligus merasa berhutang.
Sebab, ada pesan darinya yang belum tersampaikan ke publik, saat itu. Dalam obrolan hangat dan penuh canda, Samsudin mengapresiasi kunjungan kami. Termasuk kerja- kerja wartawan yang bersentuhan langsung dengan masyarakat.
Bahkan, dia mengagendakan pertemuan lanjutan sambil minum kopi bareng agar suasana lebih santai.
Disela obrolan, dia berpesan kepada: Jadilah seperti keran air, jangan menjadi kompor gas. Apa maksudnya? Tentu maknanya sangat dalam jika dicermati.
Menurut dia, tulisan berita wartawan yang diterbitkan di media massa tentu memiliki pengaruh kuat untuk menggalang opini publik. Lantas apa hubungannya dengan keran air dan kompor gas?
Tentu ada. Layaknya keran yang mengeluarkan air, tentu fungsinya sebagai penyejuk. Selain airnya bisa dikonsumsi juga bisa dipakai untuk berwudhu (bersuci) sebelum salat.
Setelah salat, tentu hati seorang muslim akan tentram dan sejuk. Begitulah layaknya wartawan dalam bertugas. Jika tulisannya bersifat membangun, edukatif dan kritik positif, tentu akan berpengaruh baik terhadap opini masyarakat.
Sebaliknya, bila tulisan itu justru mengadu- domba, apalagi sampai menimbulkan fitnah, pasti akan berakibat buruk terhadap citra suatu lembaga atau daerah. Bisa terjadi perpecahan.
Terlebih, tidak lama lagi akan terselenggara pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak di Indonesia. Tentu wartawan berperan besar dalam menciptakan iklim demokrasi yang sejuk.
Wartawan wajib menulis berita sesuai dengan fakta. Tidak mengada- ngada, apalagi sampai memfitnah. Sebagaimana Kode Etik Jurnalistik (KEJ) yang menjadi pedoman para “kuli tinta” dalam bertugas.
Diakhir pertemuan itu, Pj Gubernur Lampung juga memastikan melepas keberangkatan kontingen PWI ke Banjarmasin, Kalimantan Selatan, mengikuti Pekan Olahraga Wartawan Nasional (Porwanas) 2024.
“Kalau ada yang lebih tinggi dari Mahan Agung, saya akan melepas kalian (kotingen PWI Lampung) disana!” selorohnya.
Samsudin juga berjanji hadir ke Banjarmasin untuk memberi semangat kepada para atlet PWI Lampung dalam bertanding.
Dukungan dan kehadiran dari orang nomor satu di Pemprov Lampung ini tentu akan berdampak positif bagi kotingen PWI.
Jika sebelumnya Lampung menempati peringkat lima nasional sekaligus terbaik di Pulau Sumatera, bisa jadi nanti lebih dari itu. Niat baik Insyaallah hasilnya juga akan baik. Semoga saja!
Tabikpun. (*)
Editor: Agus Setyawan