MOMENTUM, Metro--Pemerintah Kota Metro mendukung implementasi penggunaan bahasa daerah Lampung di lingkungan sekolah. Dukungan tersebut disampaikan Walikota Metro Wahdi Sirajuddin.
Menurut Wahdi, selain sebagai bentuk upaya pelestarian budaya lokal, penggunaan bahasa daerah di lingkungan sekolah juga akan berdampak positif terhadap pembentukan karakter para pelajar.
"Penggunaan bahasa daerah ini bagian dari literasi dalam menghargai local wisdom, yang akan dapat menghilangkan etnosentrisme, atau pandangan yang menganggap kebudayaan sendiri tidak lebih baik dari pada kebudayaan lain," kata Wahdi, Selasa (3-9-2024).
Selain itu, lanjut dia, penggunaan bahasa daerah di lingkungan sekolah, akan menjadikan Metro satu-satunya daerah di Lampung yang mempunyai muatan lokal budaya dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah.
“Ya, saya kira pelajar harus memahami kearifan lokal, itu penting sekali. Salah satu yang saya sampaikan tadi berkenaan dengan hilangnya etnosentrisme, karena kita memahami dan maka dapat menjaga budaya bersama-sama,” jelasnya.
Gagasan penggunaan bahasa daerah di lingkungan sekolah itu menuai dukungan dari Akhmad Husein Pemuka Adat Lampung Pepadun Abung Siwo Mego, Buay Nuban.
Menurut dia, Kota Metro merupakan refleksi dari Indonesia mini. Namun, kearifan lokal perlu dilestarikan, agar wibawa kebudayaan dapat diwariskan turun-temurun kepada generasi penerus.
“Kota Metro ini bisa dikatakan seperti Indonesia mini. Warga pendatang dan penduduk aslinya membaur saling hormat-menghormati, menerima berbagai macam suku, saling menghargai dan menghormati. Sehingga dalam kesehariannya di Kota Metro ini menggunakan bahasa Indonesia," kata Akhmad Husein.
Bahkan, lanjut dia, penduduk asli Kota Metro yang suku Lampung, hampir hilang penggunaan bahasa daerahnya. Karena itu, perlu upaya untuk menjaga kelestarian bahas daerah Lampung di Kota Metro.
Pria bergelar adat Suttan Pengiran Rajo Kepalo Migo itu berharap Pemkot Metro menyisipkan edukasi dan wawasan budaya Lampung lebih masif, agar dialektika daerah tetap lestari.
“Seni, budaya, bahasa dan adat itu merupakan aset daerah, maka seharusnya ada upaya lebih untuk melestarikannya,” jelasnya.
Akhmad Husein juga mengapresiasi gagasan mengenai Lampung Day atau satu hari berbahasa Lampung. Menurut dia, gagasan itu akan menambah wawasan dan edukasi, serta menyelamatkan budaya (bahasa Lampung) dari ancaman kepunahan.
“Untuk gagasan Lampung Day, menurut saya itu bagus jika benar-benar dilaksanakan di sekolah-sekolah. Misalnya dengan membiasakan bertutur sapa, atau berdialog dengan menggunakan bahasa-bahasa Lampung," tegasnya. (**)
Editor: Munizar