MOMENTUM, Bandarlampung--Petani singkong di Kotabaru mengeluhkan banyaknya pabrik pengolahan tapioka yang tutup.
Hal itu dikarenakan dampak dari adanya Surat Edaran Gubernur terkait penerapan harga singkong Rp1.400 dengan potongan 15 persen.
Begitu dikeluhkan Darmadi, petani singkong asal Kotabaru Lampung Selatan, Kamis (30-1-2025).
"Banyak ngeluh semua pabrik pada tutup. Jadi kita bingung mau buangnya," keluh Darmadi.
Dia menjelaskan, biasanya menjual singkong ke pabrik di Lampung Selatan. Namun karena tutup, harus dibawa ke Lampung Timur yang menambah biaya angkut.
"Tolonglah diusahakan segera dibuka biar bisa lanjut. Jangan sampe ada yang tutup, kita susah," jelasnya.
Disinggung terkait harga, dia mengaku tidak tahu. "Kita belum dengan pasti (harganya). Ini aja kita cabut, yang penting bisa ke luar dulu," tuturnya.
Meski demikian, berdasarkan penjualan sebelumnya, harga jual singkong hanya Rp1.100 dengan potongan 35 sampai 40 persen.
Menurut dia, dengan harga tersebut belum mampu menutupi biaya produksi. Seperti biaya cabut Rp100 perkilogram dan ongkos angkut Rp100 perkilogram.
"Terakhir Rp1.100 potongannya besar sampao 40 persen. Ini gak ketutup, idealnya ya harga Rp1.400 potongan 15 persen," tuturnya.
Menanggapi itu, Pj Gubernur Samsudin meminta bupati/walikota mengawal pabrik-pabrik agar mengikuti kesepakatan yang telah ditetapkan.
"Saya sudah bikin surat edaran kepada bupati/walikota agar mengawal kesepakatan antara petani dan perusahaan," kata Samsudin. (**)
Editor: Agung Darma Wijaya