Region Head PTPN I Regional 7 “Nyangking” Sembako untuk Penyadap Bergen

img
Region Head PTPN I Regional 7 Tuhu Bangun melakukan inspeksi ke Afdeling IV Kebun Bergen, Sabtu 8 Maret 2025. Foto. Nurjanah.

MOMENTUM, Tanjungbintang--Region Head PTPN I Regional 7 Tuhu Bangun melakukan inspeksi ke Afdeling IV Kebun Bergen, Sabtu 8 Maret 2025. Ia datang untuk memastikan tenaga kerja yang dibutuhkan untuk penggalian produksi di Unit Kerja yang berada di Kecamatan Tanjungbintang, Lampung Selatan itu tercukupi. 

Lebih dari itu, ia mengecek kelayakan fasilitas dan kebutuhan para penyadap yang didatangkan memenuhi standar yang baik. Tak lupa, dia juga juga “nyangking” oleh-oleh berupa paket sembako. Tak pelak, kunjungan mendadak ke Afdeling IV itu diliputi suasana sumringah para pekerja.

“Saya sengaja datang ke sini untuk menyapa para pekerja lini lapangan sekaligus memberi motivasi. Manajemen Kebun Bergen sudah menyiapkan paket sembako yang akan dibagikan di Bulan Ramadhan ini. Nah, sekalian saya diminta untuk menyerahkan secara simbolis,” kata Tuhu Bangun.

Tuhu Bangun datang langsung menuju barak atau bedengan tempat tinggal para pekerja. Ia juga menyempatkan berbincang-bincang dengan puluhan pekerja yang bersiap menggali produksi. Dengan respek, ia bertanya-tanya tentang asal daerah, kemampuan menggali produksi, dan mengkomparasi dengan pekerjaan lain yang sebelumnya ditekuni.

Dari beberapa percakapan, Tuhu Bangun mengetahui pekerja borongan menyadap karet di Kebun Bergen masih lebih menarik dibandingkan dengan pekerja kasar sejenisnya. Ia berpesan agar dapat bekerja dengan baik, semangat, dan jangan boros. “Ingat, kita ke sini untuk bekerja mencari nafkah, bukan untuk yang lain. Kalau semangat, penghasilan Bapak-bapak bisa dua kali lipat dari UMR, kan?” tanya dia yang diaminkan para pekerja.

Usai dari barak dan menyerahkan paket sembako, ia bergeser ke STL (stasiun pengumpulan lateks) dan berbincang dengan para mandor, dan asisten serta merta berkumpul di lokasi. Kepada para pemimpin lini lapangan itu, ia berpesan agar berperilaku baik, terutama kepada para pekerja di lini lapangan.

“Kuncinya, memanusiakan manusia. Kita dengan mereka sama-sama. Jika kita bersifat respek dan punya rasa hormat secara kemanusiaan, pasti mereka akan membalas dengan prestasi. Itu harus kita junjung tinggi. Bukan hanya karena kita ingin produksi, tetapi itu memang tuntunan agama, tuntunan universal kemanusiaan,” kata dia.

Kesempatan bertemu itu kemudian digunakan Tuhu Bangun untuk menyampaikan beberapa informasi dan motovasi serta bertanya jawab seputar produksi dan dinamika pekerjaan. Dalam pengarahannya, Tuhu Bangun meminta kepada seluruh pekerja, baik yang dinas maupun borong untuk memaksimalkan produksi pada musim produktif ini.

Selain pada kebun yang memang sedang berada pada usia produktif, Tuhu Bangun menginstruksikan kepada Manajer Kebun Bergen Lambok P. Nababan untuk menggali produksi pada tanaman yang semula sempat ditinggalkan karena masuk kategori areal tanaman tidak produktif (ATTP). Hal itu karena potensi getah masih cukup banyak dan harga karet sedang naik signifikan.

“Pak Manajer, di ATP (areal tanaman produktif) tolong pastikan produksi digali maksimal. Pastikan semua pohon tersadap, tidak ada yang tertinggal. Semua hancak jangan sampai kosong. Pastikan tidak ada losses (kehilangan produksi) akibat keteledeoran, apalagi losses yang disengaja. Setiap tetes getah kita sangat berharga bagi keberlanjutan perusahaan. Tutup semua peluang bagi pencuri dengan cara menutup celah dan kesempatan. Pencurian itu terjadi karena ada kesempatan. Maka, tutup semua kesempatan itu,” kata dia dengan tegas.

Untuk menutup kesempatan dari pencurian, Tuhu Bangun menegaskan kuncinya ada pada para mandor, mabes, dan asisten. Kemalasan, bekerja tanpa target, bertugas sekadar menggugurkan kewajiban yang dilakukan para unsur pimpinan unit lini lapangan, kata dia, adalah awal dari kesempatan berbagai penyelewengan dan pencurian terjadi. Dengan masih adanya kondisi itu, Tuhu Bangun menitipkan pesan krusial ini kepada Manajer Kebun Bergen.

Secara detail, Tuhu Bangun juga menyebut angka-angka standar produksi dan produtivitas yang harus dicapai oleh para penyadap di Kebun Bergen, baik pada area produktif maupun ATTP. Melihat potensi yang ada, dia memberi “challenge” untuk mencapai 103 persen dari RKAP.

Dia juga meneliti dengan cermat kualitas getah yang dikumpulkan para penyadap di STL Afdeling IV. Ia memuji mutu getah yang dihasilkan dari Afdeling ini, bahkan sempat membuat statemen di depan kamera untuk diteruskan kepada kru pabrik. Dengan meremas-remas karet yang dihasilkan, dia memastikan kadar karet kering (DRC, dry rubber content) minimal 29 persen.

“Tolong di bagian pengolahan atau pabrik, di Kedaton dan Wabe (Way Berulu), ini pengamatan saya di lapangan, mestinya DRC-nya 29 bahkan lebih dari 30 persen. Jadi, tolong diolah dengan baik sehingga memiliki nilai tambah yang maksimal,” kata dia.

Kepada para pekerja, ia juga memotivasi untuk lebih produktif karena akan berimbas langsung kepada pendapatan para pekerja, terutama untuk karyawan borong yang sistem pengupahannya berbasis volume perolehan getah. 

Manajer Kebun Bergen Lambok P. Nababan didampingi Askep Berman Sidauruk dan jajaran asisten tanaman hadir dalam inspeksi itu. Lambok mengatakan, pihaknya sedang bekerja keras untuk mengejar target-target yang telah terpasang pada RKAP perusahaan. Catatan sementara, kata dia, produksi dan produktivitas Kebun Bergen hingga akhir Februari cukup memberi rasa optimistis untuk mencapai target 2025.

“Kami bekerja keras untuk bisa menjawab challenge yang tertuang dalam RKAP. Sampai akhir Februari produksi kami cukup baik sehingga optimistis kami bisa tembus RKAP 2025. Kami juga terima kasih kepada BRM (board of Regional Management) yang mendukung kami secara maksimal, baik dalam penyediaan sarana, prasarana, dan berbagai pendanaan yang krusial,” kata dia.

Sementara itu, Suwanto, salah satu penyadap di Afdeling IV yang hadir dan mendapat bingkisan paket sembako menyampaikan terima kasih kepada Region Head. Ia mengaku senang dikunjungi dan diberi arahan oleh orang nomor satu di perusahaan ini.

“Senang bisa bertemu dan mendapat sembako. Kalau bisa, para pejabat lebih sering datang ke sini untuk memberi semangat kepada kami. Biar kami kerjanya bisa lebih baik dan bisa melaporkan atau menyampaikan apa-apa saja yang terjadi di kebun. Mudah-mudahan tujuan kita bersama bisa tercapai,” kata dia. (*)






Editor: Muhammad Furqon





Leave a Comment

Tags Berita

Featured Videos