Harianmomentum--Lampung Selatan (Lamsel) dikenal sebagai salah satu
kabupaten di Provinsi Lampung yang memiliki beragam potensi wisata, mulai dari:
wisata pantai, pegunungan dan air terjun, hingga wisata sejarah.
Dengan segudang
potensi tersebut, tak berlibihan jika pemerintah kabupaten (pemkab) setempat
menepatkan bidang prawisata sebagai prioritas program pembangunan.
Terkait hal itu ,
Pemkab Lamsel terus memaksimalkan kinerja seluruh pemangku kebijakan untuk
berupaya mengembakan potensi wisata di wilayah tugasnya masing-masing, seperti
yang dilakukan pihak Kecamatan Penengahan.
Wilayah Kecamatan
Penengahan menyimpan potensi wisata sejarah berupa Situs Makam Pahlawan
Nasional Radin Inten II. Sayang saat ini keberadaan Makam Pahlawan
Nasional tersebut belum banyak diketahui masyarakat, terutama dari luar daerah.
Camat Penengahan
Koharudin mengatakan, akan terus melakukan berbagai upaya untuk mengembangkan
potensi wisata sejarah tersebut.
"Kita akan melakukan
sosialisasi secara terus-menerus tentang keberdaan situs ini. Tapi yang utama,
lebih dulu kita fokus kepada masyarakat di sini untuk meningkatkan peran aktif
menjaga, kebersihan, keamanan, kenyamanan lingkungan di kawasan Makam
Pahlawan Nasionol Radin Inten II,“ kata Koharudin pada harianmomentum.com,
Jumat (7/4).
Menurut dia, aspek
kenyamanan dan keamanan merupakan hal penting untuk menarik minat kunjungan
wisatawan.
“Kalau lokasi wisata
nyaman dan aman, otomatis pengunjung tidak akan sungkan datang. Itu kenapa,
masyarakata harus aktif dalam menjaga kondisi keamanan dan kenyamanan,
sekaligus dilibatkan dalam pengelolaan obyek wisata,“ terangnya.
Dia melanjutkan, upaya
lain untuk lebih mengenalkan keberadaan obyek wisata sejarah Makam Radin Inten
II, akan dilakukan melalui kerja sama dengan dinas pendidikan.
“Kita akan koordinasi
dengan dinas pendidikan untuk memasukan Situs Makam Radin Inten II
sebagai salah satu tempat kunjungan utama program study tour pelajar,“
ungkapnya.
Kerja sama
pengembangan potensi wisata itu juga akan dilakukan dengan instansi terkait
lainnya, untuk melakukan pembinaan keterampilan pada masyarakat.
“Kreatifitas
masyarakat harus digali dan dibina, agar trampil membuat berbagai produk
souvenir yang bisa dijual kepada pengunjung obyek wisata sebagai oleh-oleh
khas,“ jelasnya. (bob/mnz)
Editor: Harian Momentum