Wayang Kulit Semalam Suntuk di Podomoro, Bupati Pringsewu Janji Bangun Jalan

img
Bupati Pringsewu Riyanto Pamungkas menyerahkan karakter wayang kepada Dalang Ki Muryanto Cermo Saputro

MOMENTUM, Pringsewu--Pagelaran wayang kulit semalam suntuk menjadi puncak rangkaian prosesi Bersih Desa memperingati tahun baru Islam 1 Muharam 1447 Hijriah, yang diselengarakan pemerintah dan masyarakat Pekon Podomoro, Kecamatan Pringsewu, Kabupaten Pringsewu, Lampung, Sabtu (5-7-2025) malam.

Pagelaran wayang kulit yang berlangsung di halaman Balai Pekon Podomoro itu mengetehakan Lakon (cerita) Mbangun Candi Sapto Argo dengan Dalang Ki Muryanto Cermo Saputro dari Kabupaten Lampung Tengah. 

Kepala Pekon Podomoro Supriyo dalam sambutanya menyampaikan sejarah singkat  terbentuknya pekon tersebut.  Dia menyebut, semula  wilayah Pekon Podomoro adalah lokasi pemukiman kolonisasi (program transmigrasi pemerintah kolonial Belanda).

Saat itu, pada tahun 1927, melalui program kolonisasi pemerintah kolonial Belanda mendatangkan 75 kepala keluarga (250 jiwa) dari Jawa Tengah. Rombongan kolonis dari Jawa Tengah itu dipimpin Kromo Dimejo. Mereka mendiami bagian selatan wilayah Pekon Podomor sekarang. Tempat pemukiman para kolonis itu diberi nama Widoro Payung.

“Selanjutnya menyusul 250 kepala keluarga (750 jiwa) yang menebang dan menempati bagian utara yang diberi nama Podomukti. Kemudian datang lagi 400 jiwa di sebelah barat Podomukti yang diberi nama Podorejo,” tuturnya.

Selanjutnya, melalu  rembug warga dibentuklah tatanan prajan untuk mengatur wilayah pemukiman kolonisasi itu. Disepakati pembentukan Desa Widoropayung yang mencakup wilayah Widoropayung, Podorejo dan Podomukti, dengan kepala desa atau kepala kampung pertama adalah Kromo Dimejo. 

Seiring terus berdatanganya warga kolonis dari Jawa, maka berdasarkan kesepakatan, Desa Widoropayung berganti nama menjadi Desa Podomoro, yang berarti berdatangan bersama-sama.

Saat itu Desa Podomoro terdiri dari empat dusun:  Dusun Podomoro I dan II, serta Dusun Podorejo dan Podomukti. 

Seiring perkembangan zaman dan bertambahnya penduduk, pada tahun 2006 Dusun Podorejo dimekarkan  menjadi Pekon Rejosari dan pada tahun 2013 Dusun Podosari yang semula bagian dari Rejosari, dimekarkan menjadi pekon atau desa devinitif. 

Saat ini Pekon Podomoro terdiri dari tiga dusun: Dusun Podomoro I, II dan III,” terangnya. 

Bupati Pringsewu Riyanto Pamungkas dalam sambutanya berharap Prosesi  Bersih Desa itu menjadi momentum untuk terus membulatkan tekad dan semangat seluruh elemen untuk membangun Pekon Podomoro menjadi lebih maju di segala bidang.

“Melalui kegiatan ini setiap manusia akan berada dalam satu keselarasan, karena tidak ada lagi perbedaan strata sosial sesama warga negara, atau dalam arti kata semua manusia adalah sama. Juga dimaknai sebagai ungkapan syukur kepada Allah Subhanahu Watalla atas berkah dan rahmatNya," kata bupati.

Bupati juga menyampaikan, ruas jalan di wilayah Pekon Podomoro termasuk salah satu yang akan dibangun pemerintah daerah pada tahun ini. 

Ruas jalan yang akan dibanugn itu, mulai dari arah Pekon Sidoharjo hingga perempatan Pekon Podomoro. Kemudian dari Simpang Lima Pringsewu hingga menuju ke Podomoro."Kalau ruas jalan ini sudah dibangun, nantinya yang akan menuju arah ngalor (utara) ataupun Kotaagung bisa melalui Pekon Podomoro," harapnya. (**)






Editor: Munizar





Leave a Comment

Tags Berita

Featured Videos