MOMENTUM, Bandarlampung – Wakil Ketua DPRD Provinsi Lampung, Naldi Rinara menyoroti kembali mencuatnya kasus perilaku menyimpang di daerah ini. Terbaru, dua pelajar SMP di Kabupaten Pesawaran diduga terlibat dalam aksi pembunuhan terhadap seorang waria.
Polisi mengungkap, motif pembunuhan yang dilakukan kedua remaja tersebut berawal dari rasa kesal terhadap korban. “DA cemburu sekaligus kecewa karena hanya diberi uang sedikit usai berhubungan dengan korban. Sementara RO belum sempat dibayar sama sekali,” kata Naldi saat dimintai tanggapan, Jumat 5 September 2025.
Korban berinisial D (41) ditemukan tewas dengan 78 luka tusukan dan sayatan senjata tajam di salon miliknya, Dusun Sugihwaras, Desa Banjarnegeri, Kecamatan Waylima, Kabupaten Pesawaran.
Naldi menilai, kasus tersebut membuka tabir lingkaran gelap kekerasan yang melibatkan anak-anak. Ia meminta aparat kepolisian mengusut tuntas perkara ini, dengan tetap memperhatikan hak-hak kedua pelaku yang masih berstatus anak, sesuai amanat Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak.
“Kasus ini sangat mengkhawatirkan. LGBT di Lampung sudah sampai menimpa anak di bawah umur. Anak-anak tersebut harus direhabilitasi, didampingi psikolog, agar bisa kembali normal,” ujarnya.
Politisi Partai Nasdem ini menegaskan, DPRD Lampung akan membahas persoalan tersebut untuk merancang perda inisiatif sebagai upaya membendung maraknya praktik LGBT, sekaligus melindungi generasi muda.
“Kalau Lampung punya perda, itu bisa jadi payung hukum di lapangan. Koordinasi dengan aparat dan tindakan masyarakat terkait persoalan LGBT akan diatur di dalam perda,” katanya.
Sebagai langkah pencegahan, Naldi juga berencana mengusulkan beberapa program kepada Pemerintah Provinsi Lampung, di antaranya:
Pertama, Penguatan Pengawasan Kelompok Rentan – Memperkuat peran Satpol PP dan dinas terkait dalam memantau lokasi rawan prostitusi dan eksploitasi seksual.
Kedua, Edukasi Kesehatan Reproduksi – Bekerja sama dengan Dinas Kesehatan dan sekolah-sekolah untuk memberikan pemahaman bahaya LGBT serta pencegahan HIV/AIDS.
“Saya tidak anti kepada manusia, tapi saya sangat menolak praktik yang merusak moral dan kesehatan masyarakat,” tegasnya. (**)
Editor: Muhammad Furqon