Menahan Diri

img
Ikhsan Ferdiyanto - Wartawan Harian Momentum

MOMENTUM--Diberbagai situasi dan kondisi senjata yang paling dibutuhkan seseorang adalah menahan diri. Lebih-lebih menguasai teknik menahan diri.

Kenapa begitu? Ya memang kudu gitu, simple saja, biar aman. 

Menahan diri bukan berarti kacangan alias cemen, ya. Tapi bagiku, insan yang bisa menguasai teknik menahan diri adalah jagoan, bahkan seorang fighter.

Ia adalah seorang petarung yang mampu melawan hawa nafsunya. Tak hanya itu, manusia yang mampu menahan diri bisa jadi orang yang paling setia.

Setia bukan hanya pandai menanti atau mempertahankan cinta, tapi dia setia mengabdi, bahkan dalam kondisi mendesak pun ia masih setia untuk sabar. Ya, untuk sabar saja menurut ku perlu teknik menahan diri. Karena tak semua orang mampu melakoninya, mungkin termasuk aku. Masih belajar.

Yang perlu diingat, menahan diri itu tak harus beraktivitas fisik, tak harus meditasi, tapi tak jua segampang mengatur alunan napas. Dan aku tegaskan ini bukan soal menahan diri untuk tidak sukses. Ingat ya, beda cerita.

Tingkat kesulitan menahan diri ini, bagiku bergantung siapa orangnya. Meskipun hakikatnya sama saja seberapa pun derajat orang itu.

Misalnya, teknik menahan diri untuk orang yang paspasan. Sebut aja seperti aku. Aku mungkin harus bisa menahan diri untuk tidak atau menunda membeli barang yang aku inginkan. 

Bahkan, sesekali aku harus mengurungkan niat untuk membeli sesuatu itu. Hasilnya, uang yang ada bisa kubelikan barang yang aku butuhkan, bukan hanya sekadar yang ku ingin. Dengan begitu, dunia berasa lega, anyes dan asoy.

Contoh sederhana lainnya, jika ada kesempatan diri untuk berbohong tentang sesuatu hal kecil, dan amunisi teknik menahan diri masih ku kuasai, paling tidak catatan malaikat Atid tak penuh di hari itu.

Nah, sekarang coba kita analogikan teknik ini jika dikuasai para pemangku kepentngan, pejabat, politisi di suatu negeri konoha untuk tidak maruk dari segala hal. Apa yang bakal terjadi?

Apakah tidak akan ada prilaku korupsi?, apakah nepotisme akan hilang seperti ditiup angin?. Atau seperti apa ya?. 

Alangkah baiknya kita jawab dalam hati dan pikiran masing-masing. Biarkan jawaban itu bertarung dalam angan kita, sembari belajar bagaimana bisa menguasai teknik menahan diri. 

Mari sama-sama maknai kalimat, “sebaik-baiknya manusia adalah yang bisa melawan hawa nafsu.” Ingat, menahan diri atau menundukan diri untuk tidak mengikuti nafsu belaka adalah sesuatu yang mulia.

Sebab, seorang mubaligh pernah berkata, orang yang mampu mengendalikan hawa nafsunya adalah orang yang paling bebas dan kuat, karena ia tidak diperbudak oleh keinginan buruk, apapun itu. 

Tabik.

Oleh: Ikhsan Ferdiyanto - Wartawan Harian Momentum






Editor: Muhammad Furqon





Berita Terkait

Leave a Comment

Tags Berita

Featured Videos