Harianmomentum.com - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bandarlampung belum juga mengeluarkan hasil uji laboratorium terhadap sampel air sumur warga yang diduga terkontaminasi limbah Rumah Sakit Ibu dan Anak Belleza, Kedaton.

Padahal pengambilan sampel air sumur itu sudah dilakukan Tim DHL Bandarlampung sejak 6 Februari 2018. Namun, hingga menjelang berakhirnya bulan ini, hasil uji itu belum juga diketahui.

"Sejauh ini saya masih belum mendapatkan kerenagan hasil uji lab (laborarium) sampel air sumur warga itu," ujar Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bandarlampung Siddik Ayogo saat dihubungi kontributor Harianmomentum.com, Minggu (25/2).

Meski dia mengakui, pengujian laboratorium sampel air itu dapat diketahui paling lama 15 hari. "Seharusnya sudah. Nanti saya koordinasikan dulu dengan bawahan saya. Tapi biasanya jika sempel itu telah keluar, di meja saya ada keterangan," kata dia.

Diberitakan sebelumya, DLH Bandarlampung melakukan inspetigasi mendadak  (sidak) ke RSIA Belleza di Jl Sultan Haji, Kedaton menindak lanjuti laporan warga yang mengeluhkan sumur warga bau busuk yang diduga tercemar limbah RSIA Belleza.

Dalam sidak tersebut tim DLH mengambil sampel air sumur warga untuk selanjutnya dilakukan uji laboratorium. Untuk mengetahui apaka benar dugaan sumur warga tercemar limbah dibutuhkan waktu kurang lebih 15 hari kerja.

"Secara kasat mata dugaan ini bukan dari IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) Kemugkinan besar dari kebocoran derenase. Setelah kita cek dari nlade, autled dan kita selusuri siringnya, Ipalnya tidak ada masalah hanya saja ada keretakan keretakan deranasenya" kata Kepala Bidang Lingkungan Hidup DLH Bandarlampung Cik Ali, selasa (6/2).

Menurut Cik Ali, dari hasil pengecekan sistem pengelolaan limba RSIA Belleza sudah mempunyai IPAL. Namun perose pengelolaan limbah kurang maksimal sehingga yang sampi ke pembuangan masih mengandung bakteri. (aji)