Mahasiswa Arsitektur UBL Juara Desain di Jepang

img
Para mahasiswa Prodi Arsitektur UBL yang raih juara 1 dan juara harapan dalam lomba Desain Siswa Internasional The Asian Institute of Low Carbon Design (AILCD) ke-7 di Jepang (Dok Foto. BMHK UBL)

Harianmomentum.com--Sejumlah mahasiswa program studi (Prodi) arsitektur Universitas Bandarlampung (UBL) meraih juara pertama serta harapan dalam lomba desain di University of Kitakyushu, Jepang pada 16-26 Februari 2018.

 

"Para mahasiswa UBL menunjukkan prestasi di kancah internasional, kali ini salah satunya, mahasiswi Prodi Arsitektur Fakultas Teknik (FT) Cahaya Pratiwi bersama team internasionalnya, berhasil meraih juara 1 pada program Asian Institute of Low Carbon Design (AILCD) International Workshop yang ke-7 dengan tema 'Low Carbon City Yahata'," kata Rektor UBL M Yusuf S Barusman, melalui rilis tertulisnya, Rabu (28/2).

 

Ia mengaku mengapresiasi dan sangat bangga. Menurut dia, adanya indikator prestasi tersebut bersumber dari keberhasilan para sivitas akademika di Fakultas Teknik dan khususnya Prodi Arsitektur UBL yang berhasil menjalankan budaya mutu dalam kultur kualitas dalam kegiatan akademik diinternal dan eksternal kampus. Termasuk, mampu mengaplikasikan tridarma perguruan tinggi dimanapun berada.

 

“Kami berharap langkah ini juga diikuti mahasiswa lainnya. Karena dalam budaya pendidikan tinggi di UBL, yang dituntut (bagi sivitas akademika) adalah karya dan prestasi dalam berkontribusi (sesuai Tridarma Perguruan Tinggi),” imbuhnya.

 

Ke depan dengan prestasi ini, Rektor beserta jajarannya akan terus mengupayakan antara kinerja dan prestasi untuk terus ditingkatkan.

 

“Prestasi (tingkat) nasional dan internasional selalu kami raih diberbagai bidang. Kualitas itu sudah terjaga maksimal, namun kuantitasnya masih perlu dioptimalkan lagi. Kami optimis untuk meraih hal tersebut bisa dilakukan, karena semangat menuju kearah itu sudah terbangun dengan baik,” tukas Rektor.

 

Perlombaan yang di ikuti oleh 98 peserta dari berbagai negara seperti Indonesia, China , Taiwan, Vietnam, Thailand dan Jepang ini mengangkat tema ”Low Carbon City Yahata”. Kompetisi ini membahas masalah perkembangan masa depan wilayah Yahata bagian dari kota Kitakyushu yang masih dianggap sebagai daerah bermasalah.

 

”Kompetisi ini membahas masalah perkembangan masa depan wilayah Yahata, kompetisi tersebut meminta mahasiswa untuk merancang ulang dan membuat proposal untuk proyek perkotaan dengan karbon rendah di wilayah Yahata. Daerah Yahata adalah daerah yang masih dianggap bermasalah bagi kota Kitakyushu,” terang Cahaya.

 

Cahaya juga menyampaikan bahwa kompetisi ini menjadi pengalaman yang sangat berharga baginya serta menjadi ajang untuk menambah pengetahuan.

 

“Ajang itu juga menjadi pengalaman paling berharga untuk saya, karena untuk mencapai tujuan yang sama dari bahasa dan budaya yang jelas berbeda bukan suatu hal yang mudah. Kekeluargaan dan kenyamanan dalam tim menjadi hal utama yang harus dibangun dan dijaga utuk tetap berjalan pada tujuan kami," kata dia.

 

Tidak hanya berkompetisi, ia juga belajar dari teman-teman dari berbagai negara tentang budaya dan cara berfikir mereka, sehingga dari kegiatan ini menambah presfektif dalam memandang sesuatu.

Tidak hanya Cahaya UBL juga mengirimkan Gusti Rianggono, Yunita Sari, Sultan Maulana, dan Randika Anky Wijaya untuk ikut dalam kompetisi ini. Dalam kesempatan ini mereka pun mendapatkan prestasi Honorable Mention (Juara Harapan).(rls)






Editor: Harian Momentum





Leave a Comment

Tags Berita

Featured Videos