Harianmomentum--Mencari,
belajar dan mengamalkan kebaikan tidak mesti harus didapat dari hal- hal besar.
Hal kecil yang seringkali dianggap remeh, bahkan tidak penting justru terkadang
mengandung nilai- nilai kebaikan sebagai panutan dalam hidup.
Setidaknya itulah petuah yang tersirat dari lakon (cerita) wayang
kulit Makrifat Dewa Ruci yang digelar di Lapangan Waydadi, Kecamatan Sukarame,
Kota Bandarlampung, Jumat (26/5).
Pagelaran wayang kulit bertajuk Ngaji dan Sahur Bersama Arinal
Djunaidi itu Didalangi Ki Ethus Susmono (Bupati Tegal, Jawa Tengah).
Lakon Makrifat Dewa Ruci meceritakan perjuangan Bima melaksanakan
perintah Resi Dhurna untuk mencari Tirta Parawitasari atau air kehidupan.
Singkat cerita, setelah mencari ke segala penjuru bumi, akhirnya
Bima bertemu dengan Dewa Ruci yang sosoknya mirip dengan dirinya. Hanya
saja sosok Dewa Ruci kecil, tidak seperti Bima yang berperawakan bak raksasa.
Namun, setelah mengetahui siapa yang ia temui, maka Bima pun
mengecilkan tubuhnya untuk masuk ke dalam telinga Dewa Ruci. Di dalam telinga
Dewa Ruci, Bima menemukan banyak pelajaran tentang makna kehidupan yang hakiki.
"Mudah-mudahn Pak Arinal, jika kelak terpilih jadi Gubernur
Lampung bisa merasakan dan belajar dari kehidupan orang kecil untuk membawa
kemaslahatan umat," kata Rohmat (65) seorang warga yang menyaksikan
pagelaran wayang tersebut.
Pada pagelaran wayang itu, Even Organizer Jaringan Arinal Berkarya
(JAYA) memberikan doorprize berhadiah: Tiga sepeda motor dan 10 ekor kambing.(mnz)
Editor: Harian Momentum