Harianmomentum.com--Bagi masyarakat Indoensia yang ingin mempelajari sejarah maritim Indonesia, bisa datang langsung ke Museum Maritim yang berlokasi di Jalan Pasoso No 1 Pelabuhan Tanjung Priok.
Museum yang dibuka sejak Desember 2018, oleh PT Pelabuhan Indonesia II Persero (IPC) diperuntukan bagi umum dan untuk sementara tidak dipungut biaya masuk.
Deputy General Manager of Commersial Syaifudin J Tanjung didampingi Assistant DGM Komersial, Marlamb Samuel, mengatakan Museum Maritim Indonesia ini didirikan oleh IPC untuk memberikan kesempatan pada generasi di Indonesia mengetahui bagaimana sejarah maritim di Indonesia.
Museum ini dikelola oleh anak perusahaan Pelindo II yakni PMLI (Pendidikan Maritim dan Logistik Indonesia).
"Untuk grand opening akan dilaksanakan pada Juli 2019 nanti," kata Tanjung, di acara Ghatering Media IPC Panjang, di Museum Maritim, Sabtu (30-3-2019).
Memasuki ruangan museum kita akan melihat lantai marmer pertama kali museum ini didirikan pada jaman Belanda.
Sekarang lantai tersebut diabadikan dengan dilapisi kaca bening, agar masih bisa dilihat oleh generasi akan datang.
Di museum ini ada dua pintu panel disisi kanan kiri ruangan. Untuk pintu panel sebelah barat memamerkan berbagai artefak yang menjelaskan perjalanan sejarah pelabuhan-pelabuhan di Indonesia. Dan di pintu panel sebelah timur memamerkan perjalanan bangsa Indonesia menjadi bangsa maritim.
Disebelah kiri kita akan melihat display koleksi komoditas perdagangan cikal bakal pelayaran nusantara. Ada juga display komoditas perdagangan masa Kerajaan Sriwijaya. Selain itu ada prasasti Laguna ini bukti berpengaruhnya kerajaan Sriwijaya di Pulau Luzon.
Di ruangan ini ada juga sejarah penyebaran orang Bajo. Di kawasan timur Indonesia Pantai Sabah di Perairan Filiphina Selatan.
Dahulu wilayah pelayaran orang Baji lebih luas dibuktikan oleh tempat bernama Bajau atau Bajo. Disini juga ada sejarah penyebaran orang Bugis berburu Tripang sampai ke Australia.
Yang menarik lagi, disini ada ruangan yang dinaman Gudang VOC. Di dalam ruangan ini terdapat berbagai komoditas seperti lada, cengkeh dll pada masa kejayaan jaman Belanda. Dan disini oleh dua replika tentara Belanda lengkap dengan pakaian pwrang dan senjata Belanda.
Di ruang pintu panel timur kita akan disuguhkan foto foto pelabuhan dari tahun 1959 hingga 2008.
Mulai dari nasionalisasi pelabuhan yang dibangun oleh Belanda hingga menjadi jawatan pelabuhan penggerukan di bawah Departemen Pekerjaan Umum.
Hingga foto pelabuhan Tanjung Priok tahun 2008, saat itu PT Pelindo berubah menjadi BUMN.
Di ruang ini, bagi pengunjung yang akan simulasi menjalankan kapal juga ada. Museum Maritim menyediakan ruang simulasi kapal tunda.
Di lantai II ada miniatur pelabuhan Tanjung priok dan ruaang video visual. Dimana pemgunjung dapat menyaksikan film sejarah pelabuhan. (nur)
Editor: Harian Momentum