Harianmomentum.com--Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Ke-47 Tingkat Provinsi Lampung yang berlangsung di Tulangbawang Barat pada 26 April higga 3 Mei mendatang, memiliki warna tersendiri.
Karya seni yang unik kini sedang dalam proses penyelesaian. Yaitu, bubu raksasa dibangun di Kompleks Islamic Center, Tulangbawang Barat. Di sini, menjadi lokasi berkumpulnya para seniman pembaca Alquran se-Proinsi Lampung.
Peserta MTQ yang datang dari 15 kabupaten/kota se-Lampung, diperkirakan akan merasakan nuasan berbeda selama lomba berlangsung. Oramen bubu raksasa yang menghiasi kompleks pelaksanaan MTQ dipastikan memberikan kesan tersendiri.
Bubu raksasa yang menjadi lorong berangka bambu itu dipersiapkan khusus untuk memeriahkan perhelatan MTQ Ke-47 Provinsi Lampung.
"Ini pertama kali ini saya melihat perhelatan MTQ yang unik. Semua ornamennya menggunakan bambu dan didesain berbentuk bubu yang digunakan nelayan menangkap ikan," kata Erna salah satu pengunjung saat ditemui wartawan harianmomentum," Rabu (24-4-2019).
Beberapa bangunan berbentuk kerucut seperti menara, dengan beberapa batu alam yang berdiri di sekitarnya, telihat indah dan unik yang mengundang untuk menikmati.
Kepala Bagian Sosial Setdakab Tubaba yang juga Sekretaris Panitia MTQ Provinsi Lampung, Mansur Yusoep mengatakan, persiapan tempat untuk MTQ dengan ornamen bubu raksasa ini menghabiskan ribuan batang bambu. "Dikerjakan sekitar dua bulan," katanya.
Untuk memenuhi kebutuhan bambu, didatangkan dari berbagai daerah seperti Lampung tengah,Pringsewu dan bahkan ada yang dari Jawa Barat.
Bangunan bubu raksasa yang menjadi lorong masuk peserta MTQ itu, panjangnya 200 meter. "Bubu ini melambangkan kondisi Tulangbawang Barat yang banyak genangan air, embung dan dilintasi sungai. Selain itu, bubu tersebut menjadi lorong waktu perjalanan manusia supaya tidak merugi dan tidak mungkin bisa kembali lagi," ia menjelaskan.
Termasuk dalam ornamen bubu, kata dia, dibangun sembilan menara juga dengan bambu, yang melambangkan jumlah kecamatan di Tulangbawang Barat. Lima Menara berada di lorong waktu sebagai pengingat waktu sholat dan empat menara mengelilingi titik orientasi yang melambangkan arah mata angin utama. (frk).
Editor: Harian Momentum