Harianmomentum.com--Pemerintah Provinsi (Pempov) Lampung ingin menjadikan Teropong Bintang di Gunung Betung Pesawaran sebagai salah satu ikon di daerah setempat.
Hal itu disampaikan Gubernur M Ridho Ficardo saat meresmikan Gedung Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Lampung, Selasa (14-5-2019).
Menurut Ridho, saat ini di Indonesia hanya memiliki satu teropong bintang yang berada di Lembang Bandung Jawa Barat.
Teropong Bintang Bosscha adalah peninggalan zaman penjajahan Belanda yang merupakan sumbangan dari pengusaha kaya bermana Karel Albert Rudolf Bosscha.
"Sekian lama Indonesia tidak mempunyai teropong bintang di era modern. Karena satu-satunya yang dimiliki adalah peninggalan zaman penjajahan," kata Ridho.
Karena itu, Ridho berinisiatif untuk membangun teropong bintang yang bekerja sama dengan Universitas Teknologi Sumatera (Itera).
"Kalau sekarang kan di soal-soal ujian itu, lokasi teropong bintang adanya di Lembang. Besok-besok di Lampung. Jadi untuk memperkenalkan Lampung juga ke anak bangsa," sebutnya.
Dia mengatakan teropong bintang terbesar di Asia Tenggara adalah milik Raja Thailand. "Insya Allah punya Gubernur Lampung nanti lebih besar dari punya Raja Thailand," terangnya.
Dia berharap dengan adanya teropong bintang di Lampung dapat menjadi salah satu ikon parisiwata di provinsi setempat. "Teropong bintang ini bagian dari edukasi dan pariwisata. Mudah-mudahan ini bisa menjadi salah satu ikon pariwisata Lampung," tuturnya.
Selain itu, Pemprov juga akan membangun Planetarium di lokasi yang sama dengan Teropong Bintang. "Kalau sekarang Planetarium di Taman Ismail Marzuki. Ini lokasinya sama," tuturnya.
Dia menjelaskan planetarium akan dibangun empat dimensi. "Kalau di Taman Ismail Marzuki itu tiga dimensi, kita akan bangun empat dimensi. Saya tidak mengerti yang tiga dimensi apalagi empat dimensi, tapi laporannya begitu," canda Ridho.
Berdasarkan website Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE), Pemprov Lampung menganggarkan pembangunan teropong bintang sebesar Rp19,3 miliar. (adw)
Editor: Harian Momentum