MOMENTUM, Bandarlampung--Pemerintahan Presiden Prabowo yang fokus kepada kedaulatan pangan, ditangkap PTPN sebagai kesempatan untuk mengambil peran terdepan. Produk pangan berupa gula putih dan minyak goreng menjadi domain BUMN perkebunan ini karena dua komoditas itu menjadi komoditas utamanya.
Selain itu, melalui Subholding Supporting Co yang mengelola rupa-rupa komoditas dan ketersediaan lahan yang sangat luas, PTPN akan menjadi garda penting Program Ketahanan Pangan Nasional.
Pernyataan itu disampaikan Direktur Pemasaran dan Aset manajemen PTPN I Supporting Co Landi Rizaldi Mangaweang saat menjadi nara sumber utama sesi “Leader Inspiring” agenda “Roadshow One PTPN One Culture” di Kantor Regional 7, Jumat (13/6/25). Landi mengatakan, PTPN I memiliki aset dan infrastruktur paling mapan untuk menjawab tantangan pemerintah yang sedang menggenjot produk pangan dasar bagi masyarakat.
“Kalau bahan pangan utama seperti beras memang domain petani rakyat. Sedangkan bahan pangan pendukungnya, yakni gula putih, PTPN Group melalui PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) diberi mandat pemerintah. Juga minyak goreng, mandat diberikan kepada PTPN IV Palm Co. dan Supporting Co PTPN I dapat ambil kesempatan budidaya tanam kelapa. Yang lain-lainnya sedang dikaji. Inilah saatnya BUMN Perkebunan, yakni PTPN untuk naik podium dalam pembangunan bangsa,” kata Landi Rizaldi Mangaweang penuh semangat.
Landi mengaku sempat mendengar beberapa pernyataan bahwa aset dan komoditas utama berupa karet dan teh yang diusahakan PTPN I belum selaras dengan komoditas pangan. Namun, Landi menegaskan PTPN I memiliki aset eksklusif berupa lahan yang sangat luas dan tidak tergantikan. Lahan tersebut, dalam waktu yang tidak terlalu lama dapat ditanami aneka kebutuhan berbasis pangan.
“Kami PTPN I sudah mendapat mandat untuk bekerja sama dengan BUMN Pangan dalam memenuhi kebutuhan pangan pokok. Banyak pihak yang memiliki kompetensi untuk mengadakan aneka produk pangan lain, tetapi kami punya tanah yang sangat luas. Aset tanah itu tidak tergantikan oleh apapun. Kalau karet punya produk substitusinya seperti karet sintetis, kayu bisa diganti plastik, tetapi tanah, ya hanya itu. Ini yang kemudian kita akan maksimalkan untuk mendukung program swasembada pangan,” kata Direktur berusia 53 tahun ini.
Acara bertajuk “PTPN Group Culture Roadshow” yang dihelat PTPN III Holding di PTPN I Regional 7 menjadi pembuka rangkaian sosialisasi budaya perusahaan yang baru di seluruh anak perusahaan dan unit kerjanya. Agenda dibuka Kepala Bagian Sekretariat dan Hukum PTPN I Regional 7 Agus Faroni mewakili Region Head Tuhu Bangun. Materi disampaikan oleh Benny Wijaya, Senior Asisten Culture Management di PTPN III Holding dan Muhammad Raffi dari Head Office PTPN I. Sedangkan Landi Rizaldi Mangaweang dihadirkan sebagai tokoh inspiratif dari unsur pimpinan perusahaan.
Dalam sambutan pembukanya, Agus Faroni menyatakan terhormat pihaknya menjadi objek perdana sosialisasi budaya perusahaan yang baru dirumuskan. Ia meyakini, panduan budaya perusahaan baru telah dikaji secara mendalam untuk mengakomodasi semua kepentingan dalam rangka memacu kinerja yang berkelanjutan. Oleh karena itu, ia mengimbau kepada seluruh peserta yang hadir, yakni pada kepala bagian, para manajer unit kerja, dan keryawan pimpinan lain untuk mencermati secara seksama.
“Pada akhirnya, corporate culture yang diberi nama One PTPN One Culture ini harus mengubah sikap setiap individu yang kemudian bekerja sama dalam satu entitas dan menjadi budaya atau kebiasaan secara kumulatif. Budaya yang diinginkan adalah, bahwa kita bekerja bukan semata karena perintah, tetapi karena kesadaran diri sendiri. Itu yang akan menjadi budaya kerja produktif,” kata Agus Faroni.
Pada paparan materi “One PTPN One Culture”, Muhammad Raffi membuka cakrawala berpikir tentang kesejatian sebab-akibat. Melalui beberapa tayangan ilustrasi, ia mengetengahkan beberapa kondisi riil suatu entitas sehingga berakhir sukses atau sebaliknya. Melalui ilustrasi-ilustrasi itu, ia menganjak audiens untuk menyadari bahwa setiap kita, setiap situasi, dan setiap keadaan memiliki potensi yang kadang tidak disadari keberadaannya.
“Dalam rutinitas kerja, kita sering hanya mengerjakan dan mengolah itu-itu saja. Padahal, kita selalu diliputi oleh banyak potensi, tetapi kadang kita tidak sadari. Kita setiap hari menikmati udara, merasakan pentingnya cahaya, tetapi itu tidak terlihat. Dengan budaya baru ini, mari kita cari seluruh potensi yang ada pada kita. Kita harus terus berubah mengikuti pergerakan hidup agar bisa tetap hidup berkelanjutan,” kata Raffi.
Tema-tema perubahan dan esensinya bagi masa depan PTPN Group juga menjadi bahasan pemateri kedua, yakni Benny Wijaya. Ia mengatakan, budaya dibangun dari mindset atau pola pikir yang berkembang dan atau dikembangkan menjadi behavior atau perilaku alias kebisaan. Dalam konteks budaya perusahaan PTPN Group, manajemen telah menyusun strategi untuk mengarahkan dan membentuk pola pikir yang lebih konstruktif sesuai dengan perkembangan sehingga bisa diikuti oleh semua karyawan dalam semua level dan lini.
“Cultur itu berawal dari midnset dan menjadi behavior. One PTPN One Culture telah dirumuskan secara mendalam untuk menggiring kita semua agar memiliki mindset yang selaras dengan tujuan perusahaan. Melalui proses, yang tentu saja akan cukup lama, pola-pola pikir positif itu akan menjadi kebiasaan atau budaya dan membentuk perilaku yang progresif,” kata pemateri yang juga Ketua Umum BUMN Muda Indonesia itu.
Sebagai inspiring person, Direktur Pemasaran dan Manajemen Aset PTPN I Landi Rizaldi Mangaweang berpesan kepada seluruh elemen di PTPN I dan semua entitas di PTPN Group untuk mengambil prakarsa dalam internalisasi budaya baru perusahaan ini. Ia mengurai, makna One PTPN One Culture sebagai pandu kebersatuan hati, pikiran, gerak, dan kebanggan semua insan PTPN di manapun berada.
“Kita telah melakukan transformasi yang sangat radikal di jajaran PTPN. Semua berubah, dari bentuk entitas, organisasi, manajemen, dan semua hal yang memang harus menyesuaikan dengan perkembangan zaman. One PTPN One Culture harus menyatukan kita dalam kebersamaan dan pride ataua rasa bangga yang sama. Tidak boleh ada lagi yang bilang, saya dari N (PTPN) berapa atau indentitas lainnya. Kita satu PTPN, satu budaya. Kita harus pupuk rasa bangga itu dengan karya yang terus membaik,” kata dia.
Tentang isi dari konsep One PTPN One Culture, Landi mengatakan secara teknis akan ada panduan yang disampaikan kepada seluruh karyawan. Namun demikian, semua muatan dalam One PTPN One Culture mengacu kepada nilai-nilai utama Kementerian BUMN, yakni AKHLAK. Amanah, kompeten, harmonis, loyal, adaptif, dan kolaboratif.
“Kalau secara ejaan atau akronim, One PTPN One Culture itu dijabarkan begini. ONE, hurup O nya dimaknakan dengan Owner’s Mindset, artinya memehami proses bisnis dan mempertimbangkan cost and benefit. N-nya Networking atau berkolaborasi, berjaringan. Sedangkan E-nya, excelence dengan memastikan upaya mencapai target kinerja dengan cara yang sesuai aturan dan mempertimbangkan risiko secara terukur.”
Pada sesi Leader Inspiring, Landi Rizaldi Mangaweang juga meminta seluruh peserta untuk menuliskan kritik dan saran untuk kemajuan perusahaan. Ia berjanji akan merahasiakan semua kritik dan akan menyeleksi kritik yang konstruksinyaa baik untuk dibahas di rapat bersama para pucuk pimpinan. (*)
Editor: Muhammad Furqon