MOMENTUM, Mekkah--Puluhan ribu jemaah haji yang hendak melaksanakan ibadah Tarwiyah sudah tiba di Mina. Jemaah mulai bergerak dari pemondokan ke Mina sejak 7 Dzulhijjah (Kamis, 8 Agustus 2019).
Berdasarkan laporan kontributor harianmomentum.com di Mekkah, Rozy Alfian menyebutkan, 35.316 jemaah telah melapor untuk menjalankan sunnah Tarwiyah.
Menurut Petugas PPIH Arab Saudi Daker Makkah, laporan itu berdasarkan data hingga Kamis (8-8) pukul 15.00 Waktu Arab Saudi.
Ibadah sunnah Tarwiyah merupakan ibadah yang dilakukan berdasarkan inisiatif dan keinginan pribadi jemaah haji. Jemaah haji juga bertanggungjawab secara pribadi maupun kelompok masing-masing.
"Jemaah yang akan melaksanakan sunah Tarwiyah tersebut tidak akan difasilitasi Pemerintah dalam hal itu PPIH Arab Saudi saat di Mina," katanya.
Pemerintah tidak menyediakan apapun seperti akomodasi, konsumsi dan transportasi. Jemaah Tarwiyah akan mendapat layanan kembali setelah kembali dari Arafah seperti layanan konsumsi maupun transportasi.
Sebagaimana yang dilakukan oleh kelompok Jemaah Haji Asal Lampung Tengah yaitu KBIH Mandiri Muhammadiyah, mereka melakukan Tarwiyah dengan mengadakan urusan transportasi dan konsumsi dengan berkolaborasi dengan pihak Maktab 27.
"Rombongan ini berjumlah 187 orang dan diberangkatkan 8 Agustus bada/usai salat Isya," ujarnya.
Koordinator Karom KBIH Mandiri Muhammadiyah Sopian Jaya Singa mengatakan, Sunnah Tarwiyah ini banyak dilakukan jemaah karena mengikuti jejak Rasulullah Salallahu 'Alaihi Wasallam yang telah menetapkan untuk mengikuti tuntunan yang syar’i bagaimana tata cara Beliau berhaji, akan tetapi hukumnya sunnah tidak Wajib.
"Khudzu `anni manasikakum (ambillah dariku manasik (cara-cara haji) kamu sekalian), hadis riwayat Muslim," ucap Sopian.
Diriwayatkan dari hadis bahwa sebelum ke Arafah, Rasulullah menunaikan salat Dzuhur, Asar, Magrib, Isya, dan Subuh di Mina pada hari Tarwiyah (8 Dzulhijjah), dengan meng-qashar salat yang empat rakaat menjadi dua rakaat akan tetapi tanpa menjamaknya atau tetap pada waktunya.
Sunah Tarwiyah adalah berdiam diri di Mina pada tanggal 8 Dzulhijjah, sebelum jemaah bergerak menuju Arafah pada 9 Dzulhijjah. Setiap tahun, banyak jemaah haji Indonesia melakukan Tarwiyah meskipun tidak difasilitasi Pemerintah.
Adapun pertimbangan pemerintah tidak memfasilitasi dalam hal ini adalah karena pelaksanaan tarwiyah berlangsung pada 8 Dzulhijah atau satu hari menjelang wukuf di Arafah.
Waktu yang tersedia sangat sedikit sehingga pihak penyelenggara memprioritaskan kegiatan bagian dari rukun haji yang hukumnya wajib yaitu Wukuf di Arafah.
Akan tetapi pemerintah tidak melarang jemaah haji yang ingin melakukan tarwiyah asalkan pelaksaannya dilakukan bersama rombongan dan ada orang yang membimbing serta pihak maktab menyetujuinya.
"Yang terpenting jemaah tarwiyah tidak terlambat tiba di Padang Arafah pada saat wukuf yaitu bada Dhuhur," terangnya.(rozy)
Laporan Rozy Alfian Kontributor Harian Momentum, di Mekkah Arab Saudi.
Editor: Harian Momentum