JNE Hadirkan Tujuh Ribu Gerai Pembayaran Gopay

img
VP of Marketing JNE Eri Palgunadi bersama dengan Head of Offline Payments Gopay Ardelia Apti usai memberikan keterangan dalam peluncuran kerja sama pembayaran jasa logistik JNE menggunakan Gopay di Baxter Smith Jakarta Selatan, Selasa (13/8/2019)./ist

MOMENTUM, Jakarta--PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) menghadirkan pembayaran Gopay di 7.000 gerai sekaligus menjadikan uang elektronik pertama pembayaran jasa pengiriman ekspres tersebut.

Vice President of Marketing JNE Eri Palgunadi mengatakan bahwa kerja sama itu dilandasi keinginan memudahkan para pemilik barang yang datang ke counter JNE.

Menurutnya, Gopay akan menjadi platform uang elektronik pertama yang bisa digunakan sebagai salah satu opsi pembayaran di JNE. Kemudahan bertransaksi dengan Gopay bisa dinikmati di semua titik layanan JNE di seluruh Indonesia dengan promo cashback Rp5.000. 

 "Keterbatasan finansial dan seterusnya, ke depan bisa mempermudah. Tidak hanya berhenti di pembayaran cash, bersama Gopay bisa dilakukan bersama mendukung cashless," jelasnya di Jakarta, Selasa (13/8/2019).

Dia menuturkan JNE berupaya untuk meningkatkan pelayanannya kepada masyarakat dan menjangkau semua kebutuhan pelanggan. Upaya itu dilakukan melalui pengembangan inovasi, salah satunya dengan menghadirkan sistem pembayaran cashless atau digital payment. 

Eri menargetkan total conversion rate atau perubahan pembayaran pada semester II/2019 ini berkisar 20 persen--25 persen dari total manual cash. 

"Sebagai langkah awal, kami menggandeng GoPay sebagai salah satu platform uang elektronik yang paling banyak digunakan oleh masyarakat. Dengan kolaborasi ini, pelanggan JNE bisa melakukan transaksi untuk pengiriman paket menggunakan GoPay di semua titik layanan JNE yang tersebar di seluruh Indonesia," tuturnya.

Eri pun mengungkapkan bahwa jangkauan JNE tersebut masih memiliki potensi yang besar untuk terus diperluas terutama dengan pertumbuhan pedagang online di Indonesia. 

"Potensi logistik begitu besar, pertumbuhan setiap tahun bisnisnya 15 persen tumbuh, 1 bulan lebih dari 1 juta paket, per detik bisa 10 paket--15 paket," ujarnya.

Pada 2017, jumlah paket yang beredar di Indonesia mencapai sekitar 800 juta paket dan sebagian besar di antaranya berasal dari bisnis yang dijalankan oleh pedagang online.

Dia menuturkan geografis Indonesia yang berupa kepulauan masih akan menjadi tantangan. "Kita lihat sampai kapan pun bisnis logistik akan jadi tulang punggung bersama bisnis keuangan dan transportasi," jelasnya. (rls)






Editor: Harian Momentum





Leave a Comment

Tags Berita

Featured Videos