MOMENTUM, Metro--Serangan hama dan minimnyua pasokan air menjadi ancaman produksi padi di Kota Metro pada musim tanam ketiga tahun 2019.
Kondisi tersebut memengaruhi hasil panen pada target pencapaian produksi bahan pangan Kota Metro untuk Provinsi Lampung.
"Air dan bibit menjadi kendala atau tolak ukur keberhasilan target produktivitas padi di Kota Metro. Terutama hama yang harus ditangani dengan serius," kata Walikota Metro Achmad Pairin, usai panen raya di areal persawahan Kelurahan Hadimulyo Timur, Kecamatan Metro Pusat, Selasa (31-12-2019).
Pada musim tanam ketiga tahun 2019, total produksi padi Kota Metro mencapai 20.160 ton gabah dari luar luas areal tanam mencapai 2.880 hektare.
Pairin meminta, dinas terkait lebih aktif melalukan upaya antisipasi ancaman hama dan kekurangan pasokan air di lahan persawahan.
"Tadi saya tanyakan ke petani, apa yang menjadi kendalanya. Ternyata air, bibit dan hama masih menjadi permasalahan di lapangan. Ini harus disikapi dengan serius," pintanya.
Menurut Pairin, hasil panen padi petani di Kota Metro saat ini rata-rata mencapai tujuh ton gabah per hektare.
"Ini satu rumpun ada 22 tangkai. Kalau panen padi kita bagus, bisa mencapai 7,5 ton satu hektare. Tetapi sekarang rata-rata baru mencapai sekitar tujuh ton," ungkapnya.
Selain itu, lanjut dia, dengan produktivitas padi yang tinggi, Kota Metro bisa melampui target panen yang ditetapkan Gubernur Lampung, yakni 45 ribu ton gabah per tahun.
"Ini hasil panen kita dalam setahun mencapai 48 ton lebih. Jadi kita sudah melampui target itu," ucapnya.
Pairin menjelaskan, pada musim tanam ketiga tahun 2019, hampir seluruh lahan sawah di Kota Metro bisa ditanami padi. Luas arel tanam padi tersebut mencapai 2.880 hektare dari 2.980 hektare lahan sawah di kota setempat.
"Karena kendala kita juga kan air. Jadi tidak bisa ditanami semua. Ada sekitar 100 hektare sawah yang tidak bisa ditanami karena kekurangan air," jelasnya.
Dengan hasil panen yang tinggi, kebutuhan beras masyarakat Kota Metro yang mencapai 15 ribu ton per tahun bisa tercukupi.
"Malah kita surplus beras sekitar 10 ribu ton. Karena hasil panen kita itu bisa menjadi sekitar 25 rbu ton," terangnya.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan (DKP3) Kota Metro Heri Wiratno mengatakan, masa panen padi di kota setempat sudah dimulai sejak 26 Desember 2019 dan diperkirakan akan selesai akhir Januari 2020.
"Untuk musim tanam ketiga tahun ini, kita menggunakan varietas padi inpari 32, inpari 33 dan ciherang dengan sistem tanam jajar legowo dan jajar tekel," kata Heri Wiratno.
Saat ini, lanjut dia, harga gabah di pasaransedang tinggi berada pada kisaran Rp5.100 sampai Rp5.500 per kilogram. (pie)
Editor: Harian Momentum