MOMENTUM, Bandarlampung-- Kerukunan antar umat beragama harus dijaga. Kemajemukan keyakinan tidak boleh menjadi pemecah belah masyarakat, khususnya di Kota Bandarlampung.
Hal tersebut disampaikan Walikota Bandarlampung Herman HN saat meresmikan Tugu Kerukunan Umat Beragama di Kecamatan Panjang, Rabu (29-1-2020).
"Kita bangun tugu ini agar menjadi pengingat untuk saling menjaga kerukunan antar pemeluk agama. Saling menghormati, meskipun berbeda keyakinan, terpenting tetap bersatu. Kalau kita rukun damai Indonesia pasti aman sentosa," kata Heraman HN.
Dia juga mengajak warga Kecamatan Panjang tetap mempererat persatuan. Jangan terprovokasi isu-isu politik yang dapat memecah belah kehidupan berbangsa dan bernegara.
"Jangan mau kita dipecah belah, atas nama apa pun. Apa lagi tahun ini adalah tahun politik yang panas di Bandarlampung. Jangan sampai menjadi ancaman terhadap kerukunan umat beragama," tegasnya.
Hal Senada dikatakan Camat Kecamatan Panjang Barmado. Dia menekankan pentingnya persatuan bangsa, dan menghindari perpecahan.
"Tugu ini berdiri sebagai bukti, bahwa kerukunan umat beragama (di Kecamatan Panjamg) sejak lama sudah terjaga," kata Bramado.
Dia menerangkan, proses pembangunan tugu tersebut memakan waktu sekitar dua bulan. Biaya pembangunanya kurang lebih Rp100 juta.
Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Panjang Purna Irawan mengatakan, tugu tersebut simbol pemersatu bangsa, yang hanya ada tiga di Indonesia: Manado, Semarang dan kecamatan Panjang, Bandarlampung.
"Untuk di Sumatera, ini tugu yang pertama. Tugu ini berdiri berkat inisiasi bersama dari enam umat beragama di Kecamatan Panjang," kata Purna.
Pada bagian paling atas tugu setinggi enam meter itu terdapat kubah masjid sebagai simbol Islam yang menjadi agama mayoritas warga Kecamatan Panjang. Di bawahnya ada lambang lima agama lainya: hindu, budha, kristen, katolik, dan konghucu. (rft)
Editor: Harian Momentum