MOMENTUM, Banjarmargo-- Atap beberapa bangunan PT Bangun Nusa Indah Lampung (BNIL) di Kampung Tritunggaljaya, Kecamatan Banjarmargo disapu angin kencang.
Kepala Kampung Tritunggaljaya, Eko Dwi Wardoya mengatakan, angin kencang memang sudah terjadi sejak pagi hari sekira pukul 10.30 WIB. "Saya dapat informasi dari aparat kampung kalau PT BNIL hancur terkena angin kencang," ujarnya.
Semua atap yang terbuat dari seng dan asbes terbang ditiup angin kencang.
Eko--sapaan akrap kepala kampung Tritunggaljaya--mengatakan, alhamdulilah dalam kejadian itu tidak ada korban jiwa.
“Saya langsung ke lokasi saat diberitau kejadian angin kencang yang menyapu atap PT BNIL,” ucapnya kepada Harianmomentum.com.
Selain itu, angin kencang pun menimbulkan bencana bagi warga di Kampung Tritunggaljaya Kecamatan Banjaragung.
Akibatnya, atap rumah seperti genteng maupun asbes terbang disapu angin kencang yang terjadi sekira pukul 10.00 WIB, Kamis (4-6-2020).
Warga Tritunggaljaya, Rowi (55) mengatakan dari pagi memang cuacanya tidak menentu. "Mendung, kemudian panas, mendung lagi lalu hujan rintik, tapi anginnya kencang sekali," kata dia.
Dia menyebutkan, angin kencang meniup pohon-pohon sehingga terlihat mengerikan. "Kami yang kesehariannya bekerja bangunan berhenti sejenak, karena trauma dengan kejadian angin puting beliung yang melanda sebelumnya,” terang Rowi, kepada harianmomentum.com.
Seperti dalam postingan warga RK 4 Kampung Tritunggal Jaya pukul 11.00 Wib “ya Alla dihantam angin lagi”. Terlihat dari gambar yang diunggah dalam laman facebook peribadi “Reni” genteng tepat di depan rumahnya berhamburan diterjang angin kencang yang terjadi pagi ini.
Selain itu, di group aplikasi WhatsApp Kampung Tritunggaljaya “Supri” juga mengunggah salah satu foto rumah Mbah Muh di RT 5 RK 1 Kampung Tritunggaljaya yang atap dari asbes juga terbang terhempas angin kencang.
Tran Miati mengatakan rumah tetangganya juga asbesnya terbang. "Rumah Mbah Sakijan di RT 05 RK 03 Kampung Tritunggaljaya juga terbang ditiup angin," ujarnya.
Dia berharap kejadian kali ini tidak seperti sebelumnya.(**)
Laporan: Abdul Rahman
Editor: Agus Setyawan
Editor: Harian Momentum