Dalam aksi tersebut tampak para peserta
mendorong pintu gerbang sebagai upaya masuk ke kejati. Hal itu dilakukan mereka
karena ada salah seorang satpam yang mencoba menghalangi aksi tersebut.
"Kita semua jangan ada yang terprovokasi,"
kata Indra selaku orator aksi.
Dalam aksi tersebut, Tampil menyampaikan kepada
Kajati Lampung agar mengusut tuntas indikasi penyimpangan pengadaan alat
kesehatan (Alkes) tahun anggaran tahun 2012 senilai Rp13,5 miliar. Diduga
kerugian negara sampai Rp2,7 miliar. Juga ada proyek puskesmas keliling
(Pusling) anggaran tahun 2013 senilai Rp8 miliar.
"Kami kecewa dengan tuntutan jaksa kepada
oknum yang telah ditangkap. Kemudian kami minta kepada aparat penegak hukum
agar tidak tebang pilih untuk menyelesaikan semua tindak pidana korupsi yang
terjadi di Lampung ini," kata Indra.
Mereka menyampaikan kepada Kajati melalui
orasinya bahwa dalam pangamatan mereka sejauh ini Kejati belum maksimal dalam
menangani masalah Alkes dan Pusling. Sebab kepala dinas (Kadis) Kesehatan
Provinsi Lampung Reihana hingga kini masih dapat menghirup udara segar.
"Kehadiran kita disini tidak puas dengan
kinerja Kajati Lampung yang melakukan pengusutan setengah setengah dalam kasus
ini. Kenapa hingga kini Kadiskes Provinsi Lampung masih bebas, padahal dia yang
bertanggung jawab atas hal ini, dia pemangku kepentingannya," kata Didi,
koordinator aksi.
Di depan Kejati tampak puluhan personil kepolisian yang tengah
berjaga-jaga. Sampai berita ini diturunkan, Kajati atau pihaknya belum dapat di
temui. (acw)
Editor: Harian Momentum