Direksi PTPN VII Sambangi Gubernur Sumsel

img
Pertemuan Gubernur Sumsel Herman Deru dengan jajaran Direksi PTPV VII.

MOMENTUM, Palembang--Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel) Herman Deru menerima jajaran Direksi PTPN VII yang baru, di ruang tamu VIP kantor gubernuran setempat, Senin (15-6-2020).

Orang nomor satu di Bumi Sriwijaya itu menyampaikan selamat kepada Doni P Gandamihardja sebagai Direktur PTPN VII yang baru dilantik pada Selasa (26-5) lalu.

Doni didampingi Senior Executive Vice President (SEVP) Bidang Business Support Okta Kurniawan, SEVP Operation I Fauzi Omar, SEVP Operation II Dicky Tjahyono, dan Direktur PT Buma Cima Nusantara (BCN) serta anak perusahaan PTPN VII Putu Sukarmen.

Pertemuan renyah itu berlangsung singkat karena banyaknya agenda gubernur. Kepada mantan Bupati OKU Timur itu, Doni memperkenalkan diri dan minta dukungan Pemprov Sumsel untuk memacu kinerja perusahaan ke depan.

Menghadapi musim kemarau 2020, dia juga melaporkan, pihaknya telah mengantisipasi dengan memperbaiki infrastruktur, sarana dan prasarana pemadam kebakaran, dan menyiapkan personel andal.

“Saya sampaikan kepada Pak Gubernur, sejak tahun ini nomenklatur susunan direksi di PTPN VII berubah. Hanya ada satu direktur dibantu tiga SEVP. Fungsi dan tugas SEVP sama dengan direktur bidang, tetapi model koordinasi kerjanya yang sedikit berubah," ujarnya.

Untuk itu, mohon dukungan dalam menjalankan manajemen yang pada dasarnya juga tugas negara ini.

Pertemuan berlangsung sangat cair. Herman Deru yang mengenakan kemeja kasual hitam dengan emblem bendera merah putih di lengan kanan menyampaikan selamat kepada Direksi.

Dengan gaya egaliternya, pemilik suara bariton itu menyatakan PTPN VII adalah bagian penting dari masyarakat Sumsel.

Mengingat masa kecil di kampungnya, Gumawang, Belitang, OKU Timur, Deru mengaku mengenal PTPN VII sejak SMA. Ia mengetahui saat itu PTPN VII punya reputasi sangat baik karena memiliki kebun dan pabrik karet di Batumarta, Baturaja, Ogan komuering Ulu.

“Saya ingat betul waktu kecil dulu PTPN VII ini sangat hebat. Dia bangun pabrik besar, bangun kebun, banyak karyawan sekitar bekerja di sana, dan orang-orang pada nanam karet untuk dijual ke PTPN VII. Tetapi, memang belakangan terlihat menjadi kurang lincah, ya. Mungkin karena sudah ada holding,” kata dia.

Meskipun demikian, Deru melihat peran PTPN VII bagi kehidupan masyarakat Sumsel sangat luas. Dengan 12 titik kebun dan pabrik di Wilayah Sumatera Selatan, PTPN VII adalah bagian dari penggerak ekonomi masyarakat.

Mendukung kinerja PTPN VII dalam setiap langkah bisnisnya, kata Deru, bagi Pemprov Sumsel adalah kewajiban. Sebab, sesuai dengan singkatannya, BUMN adalah aset dan objek vital negara yang harus dilindungi. Oleh karenanya, kata dia, selagi manajemen menjalankan proses bisnisnya dengan good corporate governance, sesuai aturan perundang-undangan, maka wajib didukung.

Tentang persiapan PTPN VII menghadapi musim kemarau, Deru memberi apresiasi tinggi. Ia mengatakan, kebakaran hutan dan lahan di Sumsel adalah musibah rutin yang hampir pasti terjadi setiap tahun. Dan dampak dari Karhutla di Sumsel ini, kata dia, selain mengganggu kehidupan warga Sumsel, bahkan sampai negara tetangga.

“Saya apresiasi dan terima kasih kepada PTPN VII. Sebenarnya, saya berharap setiap korporasi yang ada di Sumsel ini bukan hanya menyelamatkan asetnya sendiri dari kebakaran, tetapi juga ikut menjaga di sekitarnya. Itu adalah tanggung jawab moral dan sosial,” kata dia.

Selain soal Karhutla, Deru yang didampingi Asisten 2 Yohanes, Kadis Perkebunan Fakhrurrozi Rais., Kepala Kantor Lingkungan Hidup dan  Pertanahan Edward, dan beberapa pejabat lain.

Menurutnya PTPN VII diharapkan memberi perhatian khusus kepada soal tanah. Ia mengatakan, sengketa lahan milik PTPN VII yang diklaim warga cukup mengganggu kinerja Pemda.

“Saya berharap PTPN VII lebih berani membuat keputusan soal sengketa tanah. Ada opsi-opsi elegan yang perusahaan tidak kehilangan hak dan masyarakat bisa mengambil manfaat dari adanya perbedaan yang memantik sengketa, tetapi harus ada jalan keluar. PTPN VII harus lebih dekat dengan masyarakat sekitar supaya mereka bisa menjadi pagar sosial aset negara,” kata dia.

Satu lagi yang menjadi tema diskusi sore itu adalah soal harga gula di pasar lokal. Gubernur yang ramah ini mengaku, di Sumsel terdapat tiga industri gula putih besar yang memproduksi lebih dari seratus ribu ton gula sekali musim. Namun, ketika terjadi gejolak harga bahan pemanis dari tebu itu secara nasional, Sumsel ikut terimbas.

“Memang itu yang berlaku mekanisme pasar, tetapi ya tolong dikasih prioritas, lah. Masak kami yang punya lahan dan sumber daya untuk membuat gula, waktu harga bergejolak ikut mahal. Ya, paling enggak disubsidi atau paling buruknya, jangan langka, lah di sini,” kata dia.

Menanggapi beberapa arahan itu, Doni P. Gandamihardja menyatakan akan berupaya maksimal menjalankan bisnis secara fair dan tetap peduli. Mantan Dirut PTPN XIV itu juga akan menjadikan PTPN VII lebih baik kinerjanya supaya bisa lebih peduli dengan masyarakat sekitar.

“Saya merasa tertantang dengan apa yang disampaikan Pak Gubernur tadi. Beliau sangat familiar dengan PTPN VII dan sangat memberi dukungan untuk semua program-program kita. Dengan catatan, kita mencari untung sebanyak-banyaknya tetapi juga memberi manfaat kepada masyarakat sekitar,” kata dia. (rls)






Editor: Harian Momentum





Leave a Comment

Tags Berita

Featured Videos