Dedi Menangis Saat Reka Ulang Pembunuhan Poniran

img
Reka ulang pembunuhan Poniran. Foto. Ira.

MOMENTUM, Bandarlampung--Dedi Muryadi (43) sempat menangis saat melakukukan reka ulang (rekonstruksi) kasus pembunuhan terhadap Poniran (70). Reka ulang digelar di lapangan teknis Polresta Bandarlampung, Selasa (23-6-2020).

Kepada petugas, Dedi mengaku khilaf membunuh Poniran lantaran tidak terima korban ikut campur dalam pertengkaran rumah tangganya. 

Disaksikan Jaksa Penuntut Umum (JPU) Kejaksaan Negeri (Kejari) Bandarlampung, reka ulang melakukan 13 adegan diperankan tersangka bersama pengganti korban dan saksi.

Dalam adegan kedelapan terlihat Dedi menusuk Poniran sebanyak tiga kali di bagian perut, pinggang dan dada. Kemudian pada adegan kesembilan, tersangka kembali menusuk korban sebanyak satu kali di bagian punggung lalu pergi meninggalkan korban yang tersungkur bersimbah darah.

Jaksa Penuntut Umum (JPU) Kejari Bandarlampung Tri Buana mengatakan reka adegan ini dilakukan untuk menambah berkas syarat formil.

"(Berkas) belum tahap pertama, jadi kami lihat dulu lagi (berkas perkara)," ujar Tri Buana ditemui di lokasi reka adegan.

Dikatakan Buana, reka adegan yang digelar tersebut sesuai dengan yang tercantum dalam berkas acara pemeriksaan (BAP) yakni sebanyak 13 adegan.

Menurut dia, dari reka adegan ini terungkap motif pembunuhan yang dilakukan tersangka. Yaitu, cekcok antara Dedi dan istrinya, Wagini, yang kemudian lari ke rumah korban. Tersangka yang tidak terima dilerai oleh korban kemudian spontan menusuk korban.

"Sementara ini kedua tersangka dikenai pasal 338 subsider 351 ayat 3 dengan ancaman pidana 15 tahun penjara," ungkap JPU.

Diberitakan sebelumnya, Dedi menusuk Poniran dengan pisau karena berusaha melerai Dedi yang ribut dengan istrinya, Wagini.

Tetangga korban, Sufi (62) mengatakan saat itu, Minggu (3-5-2020) sekitar pukul 17.45 WIB, korban sedang membersihkan halaman rumah.

Tiba-tiba Dedi dan Wagini datang ke rumahnya. Menurut Sufi, Dedi berusaha mengejar Wagini sampai ke depan rumah Poniran.

Awalnya Poniran hendak berusaha mendamaikan pasutri yang ribut ini. Namun, tanpa sepengetahuan korban, Dedi langsung menghujamkan pisau dapur ke dada Poniran.

Seketika, tubuh kakek tua ini tergeletak di depan rumah dengan bersimbah darah.

"Gak lama dari situ ada tetangga yang lihat, ditolong bawa ke rumah sakit," kata Sufi.

Mengetahui korban tewas terkapar, pelaku melarikan diri ke rumah pamannya. "Jarak antara rumah korban dan pelaku ini hanya dua rumah," ungkapnya. 

Beberapa waktu kemudian, Dedi ditangkap polisi dan kini meringkuk ditahanan menunggu proses peradilan. (*).

Laporan: Ira.

Editor: M Furqon.






Editor: Harian Momentum





Leave a Comment

Tags Berita

Featured Videos