MOMENTUM, Tulungbuyut--Manajer PTPN VII Unit Tulungbuyut Hendra Putra menunjukkan kepiawaiannya menyadap (tapping) karet, di hadapan puluhan penyadap, mandor, asisten tanaman, dan karyawan lain.
Manajer PTPN VII Unit Tulungbuyut itu membuktikan bahwa teknik dasar menyadap (tapping) benar-benar dikuasai, bukan hanya teori. Dengan cekatan dan luwes alias tidak kaku, dia menempatkan sabit khusus di ujung jalur sadap, menarik turun 60 derajat sembari melangkah mundur memutari pohon karet.
Demo sadap oleh sang manajer itu menjadi salah satu sesi tapping school (pelatihan sadap) karet di PTPN VII Unit Tulungbuyut, Sabtu (25-7-2020). Usai demo, lelaki lulusan sarjana pertanian itu menjelaskan secara detail berbagai norma standar yang dipakai PTPN VII dalam menyadap. Ia mengatakan, dari mata pisau sadap para pekerja lapangan inilah nasib PTPN VII dipertaruhkan.
“Tapping school atau dalam bahasa kita sehari-hari disebut pelatihan menyadap ini sangat penting untuk kita. Bukan hanya untuk para penyadap saja, tetapi juga untuk semua, termasuk manajer. Sebab, kalau kita salah dalam pengelolaan kulit, perusahaan ini akan hancur. Sebab, hidupnya perusahaan ini dari setetes dua tetes lateks yang kita kumpulkan di sini,” kata manajer lugas ini.
Hendra tak berlebihan. Sebab, pesan yang sama disampaikan Dewan Komisaris, Dewan Direksi, dan seluruh pemangku kepentingan dalam perusahaan BUMN ini. Mereka menyebut, dalam situasi perusahaan yang sedang kurang sehat, penggalian produksi secara maksimal adalah satu-satunya jalan untuk bangkit.
“Saya sangat senang dan bangga dengan Bapak-Ibu semua para karyawan. Hari ini kita mengadakan tapping school dengan tema yang sangat bagus. Yakni, “Peningkatan Keterampilan Penyadap, untuk Menjaga Kualitas Sadapan, Menggali Produksi, dan Kulit tetap Lestari.” Tema ini sangat tepat,” kata dia.
Dikemas secara informal di ruang kelas dan lapangan (kebun), tapping school ini sangat konstruktif. Nuvi Mardi Wahyuni, salah satu panitia yang bertugas di Bagian SDM dan Umum mengatakan, pihaknya menerjemahkan instruksi pimpinan dalam menjaga kualitas tanaman. Meski digelar secara internal, materi yang disampaikan kepada peserta sangat menginspirasi.
“Pematerinya semua dari internal, termasuk Pak Manajer. Memang, kalau secara teknis, materi tapping school ini ya memang sudah menjadi keseharian para penyadap. Mereka sudah mahir betul. Tetapi, yang kami sampaikan adalah menjaga spirit, memotivasi, dan saling mengingatkan,” kata Nuvi.
Pesan-pesan motivasi yang disampaikan, tambah Nuvi, sangat penting dimengerti oleh semua karyawan, terutama penyadap. Sebab, saat ini penggalian produksi melalui optimalisasi kerja penggali produksi seperti penyadap untuk karet dan pemanen untuk kelapa sawit, menjadi sorotan penting.
Mengenai pentingnya menyadap berdasarkan norma sadap yang ketat, Nuvi mengatakan ini merupakan dasar aturan yang mutlak harus diikuti. Sebab, jika ada oknum penyadap yang mengerjakan sadapannya melanggar norma, efek buruknya sangat luas dan lama.
“Makanya tadi Pak Manajer wanti-wanti sekali tentang mengikuti norma sadap. Bahkan dia praktek menyadap. Bukan pamer, tetapi memberi contoh sekaligus menegaskan bahwa dia juga sangat paham dan bisa. Artinya, kalau ada penyadap yang main-main, pasti ketahuan,” kata dia.
Tapping school berlangsung sehari penuh dengan suasana yang akrab dan cair. Pertemuan saling berbagi ilmu ini juga digunakan untuk bersilaturahmi antar karyawan yang meskipun sesama penyadap, tetapi belum tentu sebulan sekali bertemu.
“Hadir di forum berbagi ilmu ini penting dan sangat menguntungkan. Bagi pemberi materi, akan lebih luas wawasan dan jam terbangnya. Bagi peserta, ya tentu saja dapat pengalaman dari pematerinya. Yang pasti, kita dapat pahala silaturahmi dan kumpul teman,” kata Hendra Putra.(**)
Laporan/Editor: Nurjanah/rls
Editor: Harian Momentum