MOMENTUM, Jakarta--Badan usaha milik negara (BUMN) perkebunan dibawah PT Perkebunan Nusantara (PTPN) Grup meluncurkan lima merek gula putih dalam kemasan eceran satu kilo gram.
Siaran pers yang dikeluarkan setelah melakukan jumpa wartawan secara daring dari Jakarta, Rabu (5-8-2020), disebutkan, langkah itu untuk mendukung program pemerintah dalam stabilitas kebutuhan bahan pangan nasional.
Direktur Utama PTPN Grup Muhammad Abdul Ghani mengatakan gula merupakan salah satu dari sembilan bahan pokok atau sembako. Selama ini, produk gula putih nasional belum mampu memenuhi permintaan pasar sehingga pada momen tertentu terjadi anomali stok dan harga.
“Produk gula kemasan ritel satu kg ini merupakan langkah serius PTPN Grup sebagai bagian bisnis gula yang berkelanjutan sekaligus untuk mendukung pemenuhan kebutuhan pangan dan stabilitas harga di masyarakat,” kata Ghani
Tentang langkah PTPN Grup mulai masuk ke pasar ritel, Ghani menyebut sebagai bagian dari program transformasi dan diversifikasi usaha yang dilakukan BUMN perkebunan.
Ia menambakan, selama ini seluruh anak perusahaan PTPN Grup bergerak di indutri agro dengan fokus kepada penyediaan bahan baku. Sementara untuk industri hilirnya hingga produksi sampai kepada end user masih belum ditangani serius.
Ghani menambahkan PTPN Grup menargetkan akan memproduksi gula konsumsi tahun ini sebanyak satu juta ton. Tujuh anak perusahaan yang memiliki lahan dan pabrik gula, yakni PTPN II, PTPN VII, PTPN IX, PTPN X, PTPN XI, PTPN XII, dan PTPN XIV. Para anak perusahaan itu juga didukung oleh tebu milik petani yang secara keseluruhan sekitar 168 ribu hektare.
“Proyeksi produksi tahun 2020 ini, akan menghasilkan 12,2 juta ton. Jika rendemen rata-rata 8 persen, maka akan jadi gula kristal sekitar 1 juta ton,” tegas dia.
Sementara itu, Direktur Pemasaran PTPN Grup Dwi Sutoro mengatakan, gula adalah komoditas yang saat ini paling siap untuk masuk ke pasar ritel. Tahap pertama tahun 2020, pihaknya akan mengemas 40 ribu ton atau 40 juta kemasan 1 kg untuk dilepas di pasar domestik.
“Ini adalah tahap dan tahun pertama. Untuk selanjutnya secara bertahap akan bertambah. Ini adalah bagian dari rencana strategis PTPN Grup dalam 5-10 tahun ke depan,” kata dia.
Lima Merek
Peluncuran gula kemasan ritel sudah disiapkan sejak Juli 2020. Pada Agustus 2020 ini, produk sudah bisa dijual di pasar ritel secara bebas.
PTPN Grup menetapkan lima merek yang digunakan dengan membagi berdasarakan wilayah edar dan produksinya. Untuk pasar kawasan Sumatera yang diproduksi PTPN II di Sumatera Utara dan PTPN VII di Sumatera Bagian Selatan akan menggunakan merek Walini.
Wilayah Jawa Tengah diproduksi PTPN IX akan dilabeli dengan merek Banaran. Ada dua merek yang akan beredar di wilayah Jawa Timur, yakni Dasa Manis dan Gupalas yang masing-masing diproduksi oleh PTPN X dan PTPN XI. Sedangkan untuk Sulawesi Selatan dan sekitarnya akan menggunakan merek Gollata produksi PTPN XIV.
“Produk kemasan gula ritel PTPN Grup akan tersedia di hampir seluruh Indonesia karena produksinya cukup. Harganya juga pasti lebih menarik karena dalam kendali pemerintah melalui konsep HET atau harga eceran tertinggi. Ya, sekitar Rp12.500 per kemasan satu kilo gram,” kata Dwi.
Distribusi ke seluruh wilayah Indonesia, PTPN Grup menggandeng 65 koperasi dan tujuh pelaku usaha kecil dan menengah (UMKM). Dwi Sutoro yakin, melalui koperasi dan UMKM, gula untuk ritel PTPN Grup akan segera terdistribusi secata merata di seluruh wilayah Indonesia.
“Intinya, PTPN Grup melakukan ekspansi dan masuk ke pemasaran ritel ini untuk memperkuat daya saing dan pengembangan bisnis. Tetapi bukan sekadar bisnis, ada misi yang lebih luas dari sekadar untung, tetapi untuk stabilitas ketersediaan gula nasional dengan harga yang terkendali,” kata dia.
Dwi optimistis, PTPN grup sebagai bagian dari pilar stabilitas nasional akan mendapatkan ruang yang baik di masyarakat. Ia menjamin, kualitas dari produk BUMN Perkebunan tidak diragukan lagi.
“Selama ini gula yang beredar di pasar itu juga sangat banyak produksi kita, tetapi mungkin dikemas dan dipasarkan oleh perusahaan ritel. Jadi, soal mutu dan harga, pasti kita sangat bersaing,” kata dia. (*).
Laporan: Nur/Rls.
Editor: M Furqon.
Editor: Harian Momentum