Harianmomentum--Menipisnya
cadangan minyak bumi telah menyebabkan produksi minyak dan gas
bumi Indonesia terus mengalami penurunan. Penurunan produksi ini telah
menjadikan Indonesia net importir Bahan Bakar Minyak (BBM).
Sementara
pemerintah berusaha melakukan penghematan dalam bentuk belanja habis pakai
untuk dialihkan pada pembangunan infrastruktur. Subsidi merupakan salah satu
bentuk belanja habis pakai yang menjadi target penghematan.
Besaran nilai
subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) ditentukan oleh harga minyak global
dan konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM). Oleh karena itu, maka laju pertumbuhan
konsumsi BBM perlu ditekan, salah satunya melalui program konversi Bahan
Bakar Minyak (BBM) ke Gas (BBG).
Hal ini
bertujuan untuk mengurangi beban subsidi BBM yang ditanggung oleh pemerintah,
mengurangi dampak emisi terhadap lingkungan hidup yang disebabkan oleh gas
karbon monoksida yang dikeluarkan oleh kendaraan bermotor.
Demikian
disampaikan Asisten bidang Ekonomi Pembangunan Sekretariat Provinsi Lampung
Adeham pada Sosialisasi Pemasangan Conventer Kit Tahun Anggaran 2017 di
Swiss-Belhotel, Rabu (16/8).
"Program
percepatan konverter bahan bakar minyak ke gas perlu didukung semua pihak. Ini
sebagai salah satu upaya untuk melepaskan ketergantungan masyarakat pada BBM,"
kata Adeham.
Menurut
Adeham, pada tahun anggaran 2018 Pemprov Lampung akan mulai menganggarkan
pengadaan konverter kit untuk kendaraan dinas yang ada di Provinsi Lampung. Hal
ini berarti Pemprov dapat berhemat pada sisi biaya operasional untuk kendaraan
dinas (randis).
Sementara Dirjen
Migas Kementerian ESDM Alimudin Baso mengatakan pembagian konverter kit adalah
salah satu program konversi BBM ke BBG untuk transportasi yang diperuntukan
bagi kendaraan dinas dan kendaraan umum.
Program
lainnya yang dilakukan Kementerian ESDM ialah membagikan 2000 paket konverter
kit untuk beberapa Provinsi di Indonesia dan Lampung mendapat alokasi 116
paket. Untuk itu pihaknya berharap dukungan positif dari pemerintah setempat
terhadap program tersebut.
"Penggunaan
gas bumi nasional baru 60%. Sementara yang dinikmati langsung oleh Masyarakat
yang jumlahnya sangat sedikit adalah gas kota," ujar Alimudin.
Sementara
selain mengurangi dampak emisi terhadap lingkungan hidup yang disebabkan oleh
gas karbon monoksida, penggunaan BBG juga dapat menghemat pengeluaran. Pasalnya
1 kg BBG yang setara dengan 1 liter premium harganya Rp 4500. Sehingga dengan
menggunakan BBG masyarakat dapat melakukan penghematan Rp 2000 dibandingkan
dengan menggunakan BBM jenis premium. (ira)
Editor: Harian Momentum