MOMENTUM, Bandarlampung--PT Perusahaan Gas Negara (PGN) Tbk (PGN) bersama anak usahanya, PT Pertamina Gas (Pertagas), berkomitmen mengawal dan menyelesaikan pembangunan pipa minyak Rokan sesuai target.
Proyek tersebut untuk mendukung program strategis nasional yang diemban Pertamina dalam menjaga ketahanan produksi energi setelah mengambil-alih pengelolaan Blok Rokan Hulu dari PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) pada 2021 mendatang.
Direktur Utama PGN Suko Hartono mengungkapkan, proyek strategis dengan nilai capex USD 300 juta itu, mengoptimasi efisiensi capex yang pada awalnya sebesar USD450 juta, dengan penghematan sebesar USD 150 juta atau sekitar Rp2,1 triliun.
Efisiensi biaya ini diperoleh dari optimasi dari tahapan penetapan Final Investment Decision (FID) dan proses procurement. Hal ini merupakan upaya bersama dewan pengawas dan manajemen PGN dalam mengawal proyek pipanisasi minyak Rokan Hulu dapat berjalan efektif dan efisien ditengah tantangan ekonomi global dan pandemi.
“Pertagas telah melaksanakan first welding atau pengelasan perdana minggu lalu sebagai langkah awal dalam percepatan penyelesaian tahapan konstruksi,” ungkap Suko melalui rilis yang diterima harianmomentum.com, Senin (14-9-2020).
Suko menerangkan, pada sisi pelaksanaan kontruksi, PGN Solution (PGASOL) selaku anak perusahaan PGN dan PT Pertamina Patra Drilling Contractor (PDC) berkolaborasi mengoptimalkan utilisasi fasilitas eksisting yang sudah ada di sana.
Dengan demikian, melalui sinergi berkelanjutan dalam keluarga besar holding migas dapat memberikan manfaat dan optimisme dalam menekan biaya operasional dan investasi proyek pipa minyak Rokan.
Selain itu, upaya sinergi BUMN juga ditunjukkan dengan menggandeng PT Krakatau Steel (Persero) Tbk dalam pengadaan material pipa minyak Blok Rokan.
Sinergi ini, kata dia, merupakan bentuk nyata simbiosis mutualisme dimana PT Krakatau Steel sebagai salah satu pelanggan PGN yang menggunakan gas bumi PGN dapat menyediakan kebutuhan pipa baja yang bermutu dan berdaya saing. Hal ini merupakan manfaat nyata efisiensi penggunaan gas bumi bagi pemanfaatan produk TKDN yang bisa menghemat biaya pengadaan material sebesar 16 persen.
Upaya efisiensi dan kolaboratif juga ditunjukkan dengan menggandeng SDM lokal agar bisa menggerakkan potensi daerah dan tentunya multiplier effect secara ekonomi melalui pembangunan proyek Rokan bagi wilayah dan masyarakat sekitar.
"Transfer knowledge merupakan bagian penting yang tidak terpisahkan dalam pengelolaan SDM dan tentunya penguasaan aspek pemahaman teknologi maupun komersial dalam pembangunan proyek bagi anak bangsa, sehingga pelaksanaan proyek bisa berjalan intensif namun tetap efektif,” jelas Suko.
Dia menjelaskan, dengan panjang kurang lebih 367 KM, pipa minyak Rokan dengan ukuran 4" - 24" akan melintas di 5 kabupaten/kota di Provinsi Riau, Dumai, Bengkalis, Siak, Kampar, dan Rokan Hilir. Pipa ini berpotensi mengangkut minyak diperkirakan kurang lebih 200.000 - 265.000 BOPD.
“Setelah dilakukan koordinasi dengan Pertamina Hulu Rokan (PHR), direncanakan akan dilakukan commissiong partial Blok Utara terlebih dahulu pada kuartal ketiga 2021 yaitu Koridor Balam-Bangko-Dumai. Kemudian disusul Blok Selatan yakni Minas-Duri yang ditargetkan on stream pada Triwulan 1 2022,” tutur Suko.
Suko menegaskan PGN grup berkomitmen mengupayakan dukungan terbaik untuk Holding Migas PT Pertamina agar proses transisi pengelolaan Blok Rokan berjalan lancar dan dapat meningkatkan pencapaian efisiensi pembiyaan dalam pelaksanaan Proyek Strategis Nasional.
“Proyek pipanisasi minyak Rokan menjadi upaya untuk mendorong efisiensi hulu migas di Indonesia, seiring dengan upaya pemerintah untuk mengurangi impor minyak. Pengerjaan pipa ini, juga dapat memberikan dampak positif bagi pembangunan wilayah, bernilai lebih bagi industri baja dalam negeri, serta diharapkan nantinya mampu berkontribusi secara nyata bagi pergerakan roda perekonomian nasional,” kata Suko. (*).
Laporan: Ira/Rls.
Editor: M Furqon.
Editor: Harian Momentum