Warga Panjang Tak Ketahui Penggerebekan Terkait Teroris

img
Warga melintas di depan rumah salah satu terduga teroris yang diamankan Densus 88 Antiteror Mabes Polri.

MOMENTUM, Bandarlampung--Pasca pengamanan empat terduga penganut paham radikalisme, warga Kelurahan Pidada, Kecamatan Panjang mengaku tidak mengetahui penggerebekan polisi terkait terorisme.

Ketua RT setempat Antoni mengaku tidak mengetahui jika yang mendatangi rumah SUL adalah Densus 88 Antiteror.

"Saya ga tau kalo yang datang Densus, saya pas nonton televisi terus saya dijemput Babinsa dan ditemui sama pihak Kepolisan dari Mabes," ujarnya, Minggu (8-11-2020).

Dikatakan Antoni, saat itu pihak Kepolisian dari Mabes meminta izin untuk penggeledahan di rumah SUL.

"Ya saya hanya menjadi saksi dan mendampingi warga saya khususnya istrinya," sebut dia.

Antoni mengungkapkan, jika SUL sudah cukup lama tinggal di rumah tersebut bersama anak dan istrinya. Kemudian saat penggeledahan dilakukan, di rumah tersebut hanya ada istri SUL.

Antoni mengatakan, dari hasil penggeledahan diamankan berupa dokumen penting.

"Setahu saya cuman dokumen penting yang dibawa. Kemudian juga ada sajam berupa golok," bebernya.

Menurut Antoni, golok yang diamankan dari rumah terduga tersebut sering digunakan untuk menyembelih hewan kurban.

"Beliau aktif di lingkungan dan kalau lebaran haji ikut nyembelih kurban," pungkasnya.

Selama dua tahun belakangan, SUL diketahui sehari-hari berwiraswasta sebagai produsen dan penjual roti. Sebelum itu SUL juga pernah berjualan mie ayam dan bakso.

Salah satu warga, Sutami mengatakan, pengamanan terduga teroris tersebut terjadi pada Sabtu (7-11-2020) sekitar pukul 15.00 wib.

"Ya habis Azhar itu, tapi saya tidak melihat secara langsung," ujar Sutami, Minggu (8-11-2020).

Sutami menyebutkan, SUL merupakan warga Pidada yang sudah lama tinggal di rumah tersebut.

"Aslinya dari Jawa, tapi saya kurang paham, karena gak pernah ngobrol-ngobrol," kata dia.

Menurut Sutami, istri SUL tak pernah mengikuti kegiatan pengajian di lingkungan sekitar.

Namun dia mengaku tidak terlalu mengetahui lantaran istri terduga tersebut jarang keluar rumah.

"Mungkin ada kegiatan sendiri saya gak paham juga jarang keluar," ucapnya.

Berdasarkan pantauan harianmomentum.com, rumah berwarna hijau tersebut terlihat tertutup dan tidak ada garis polisi. Kediaman SUL salah seorang terduga yang terletak di Jalan Soekarno Hatta, Kelurahan Pidada, Kecamatan Panjang terlihat sepi.

Sebelumnya, Densus 88 Anti Teror Mabes Polri dikabarkan menangkap terduga teroris atau jaringan radikal di sejumlah lokasi berbeda di Provinsi Lampung, Sabtu (7-11).

Informasi yang dihimpun harianmomentum.com, dalam penangkapan tersebut, Densus 88 berhasil mengamankan empat orang yang terduga masuk dalam jaringan teroris.

Salah seorang sumber harian momentum di kepolisian menyebutkan, keempatnya diamankan di tiga lokasi berbeda yakni satu orang di Panjang Bandarlampung, satu orang di Metro, dan 2 orang di Pringsewu.

"Empat orang ini diduga anggota Jaringan Radikal dari kelompok Jemaah Islamiyah yang kita amankan," ujar sumber yang enggan disebutkan namanya tersebut, Sabtu (7-11-2020) malam.

Adapun inisial para terduga yakni Sul, Dav, Bak, dan RG. Keempatnya diduga terlibat dengan kelompok Imar Banten, yang sudah terlebih dahulu tertangkap di Jawa Barat.

"Kelompok ini diduga berencana melakukan Amaliyah di beberapa kota di Jawa," sebutnya.(**)

Laporan: Ira Widya

Editor: Agus Setyawan






Editor: Harian Momentum





Leave a Comment

Tags Berita

Featured Videos