MOMENTUM, Bandarlampung--Di tengah melemahnya perekonomian akibat pandemi Covid-19, PT Nestle Indonesia dan PT Bukit Asam melakukan ekspor ke sejumlah negara melaui Pelabuhan Panjang, Provinsi Lampung.
Nestle mengekspor produk olahan kopi sebanyak 155,15 ton senilai USD 475.224 ke Singapura, Banglades dan Pakistan. Sedangkan Bukit Asam mengekspor batubara ke Tiongkok senilai USD 3,07 juta.
Ekspor kedua perusahaan itu dilepas Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Syailendra, bersama Gubernur Lampung Arinal Djunaidi, Direktur Nestle Indonesia Debora Tjandrakusuma, dan General Manager Unit Pelabuhan Tarahan PT Bukit Asam Dadar Wismoko, Jumat (4-12-2020).
Syailendra mengapresiasi pelaku usaha yang berhasil melakukan ekspor di tengah pelemahan ekonomi global akibat pandemi Covid-19.
Ekspor kedua perusahaan itu, diharapkan dapat memotivasi pelaku usaha, termasuk UKM menembus pasar global. “Selalu ada peluang sekalipun di tengah kondisi sulit seperti saat ini," katanya.
Menurut dia, Kementerian Perdagangan berkomitmen membantu pelaku usaha dalam melakukan ekspor karena dapat meningkatkan kinerja ekspor dan nasional dan mendorong pemulihan ekonomi nasional.
Sementara itu Arinal mengungkapkan, sebagai salah satu penghasil kopi, Lampung mengikutsertakan Nestle, satu-satunya eksportir kopi di Lampung bernilai tambah. Dan Bukit Asam sebagai eksportir komoditas batubara terbesar di Provinsi Lampung.
“Kami mengapresiasi Kementerian Perdagangan, PT Nestle Indonesia, PT Bukit Asam, dan berbagai pihak yang mendukung peningkatan ekspor dan memberikan dampak terhadap perekonomian, khususnya di Provinsi Lampung,” ujar Arinal.
Debora menambahkan, Nestle berkomitmen jangka panjang untuk berinvestasi di Indonesia dengan fokus utama menciptakan manfaat di Indonesia.
“PT Nestle menggunakan sebanyak mungkin bahan baku lokal, menciptakan lapangan kerja, dan menyediakan produk makanan dan minuman yang berkualitas, bergizi, aman, dan lezat untuk dikonsumsi bagi para konsumen di Indonesia, serta menjadi bagian dari pembangunan Indonesia,” pungkasnya.
Pada 2020, secara keseluruhan neraca perdagangan Provinsi Lampung mengalami surplus sebesar USD 1,12 miliar. Pada periode Januari—September 2020, ekspor nonmigas Provinsi Lampung menempati posisi ke-13 dengan nilai USD 2,09 miliar dan kontribusi sebesar 1,88 persen dari total ekspor nonmigas nasional.
Produk ekspor utama Provinsi Lampung yaitu minyak kelapa sawit dan turunannya sebesar USD 680,1 juta atau 32,55 persen; makanan olahan sebesar USD 268,4 juta (12,84 persen); biji kopi sebesar USD 240,4 juta (11,50 persen); batubara sebesar USD 191,7 juta (9,18 persen); serta ampas/sisa industri makanan sebesar USD 134,3 juta (6,43 persen).
Negara tujuan dengan kontribusi ekspor Provinsi Lampung di antaranya Amerika Serikat (17,17 persen), China (9,88 persen), India (9,44 persen), Pakistan (8,03 persen), dan Italia (7,35 persen). (*)
Editor: M Furqon/Rls.
Editor: Harian Momentum