Menilik Santapan Wajib Ketua Fraksi Demokrat Ketika Ramadan

img
Ilustrasi, berbuka puasa bersama keluarga. Foto: ist

MOMENTUM, Bandarlampung--Sahur dan berbuka puasa menjadi momentum spesial ketika memasuki Bulan Ramadan. Setiap orang, tentu punya minuman dan makanan yang wajib tersedia di dua waktu tersebut. 

Seperti halnya Hanifal. Ketua Fraksi Partai Demokrat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Lampung itu juga punya makanan dan minuman wajib ketika berbuka. 

Tidak harus mahal, cukup sederhana, tapi bermanfaat untuk kesehatan tubuh, terkhusus dalam menjaga daya tahan ketika berpuasa. 

Hanifal menuturkan, ketika adzan berkumandang, secangkir air hangat wajib membasahi tenggorokannya. 

“Saya itu ketika berbuka harus air hangat. Sudah kebiasaan seperti itu,” kata Hanifal saat diwawancarai harianmomentum.com melalui sambungan telepon, Rabu sore (28-4-2021). 

Ketika minum air hangat di waktu berbuka, Hanifal merasa segar kembali. “Tubuh kita inikan dehidrasi, kalau minum air hangat, ketika sudah masuk tenggorokan dan sampai perut, badan kembali segar,” ungkapnya.

Sebaliknya, Hanifal sangat takut dengan minuman dingin, ketika berbuka puasa. “Kalau minum es, sakit tenggorokan saya. Maka di Ramadan ini saya hindari. Karena rentan radang tenggorokan, kalau minum air dingin,” ucapnya.

Setelah berbuka dengan secangkir air hangat, lantas legislator asal daerah pemilihan VI (Tulangbawang, Tulangbawang Barat, dan Mesuji) itu mengunyah sebuah kurma, yang diyakininya mengandung suplemen untuk daya tahan tubuh.

“Kurma juga wajib. Terus ditambah buah-buahan yang mengandung banyak air, seperti apel, pier, semangka. Itu cukup untuk menu berbuka saya dan keluarga,” tuturnya. 

Ketua Fraksi Demokrat DPRD Lampung, Hanifal

Berselang dua jam, tepatnya pasca Salat Tarawih, barulah Hanifal bersama keluarganya menyantap menu makanan berat. 

“Menu berat standar, yang penting sayuran harus ada, dan anak-anak juga suka ikan, itu harus ada. Ikan tidak bisa lewat,” ucap Hanifal, sambil menyatakan bahwa ikan adalah menu wajibnya orang Lampung.

Hanifal mengakui bahwa selama Ramadan, dia lebih banyak sahur dan berbuka bersama istri dan dua anaknya.

“Di bulan puasa ini, anak saya yang nomor dua itu selalu minta ikan bakar. Kalau ada waktu senggang kita yang bakarin. Kan beda rasa ikannya kalau dibakar sendiri, ketimbang beli di luar yang sudah jadi,” terangnya. 

Sementara bicara soal makanan ketika sahur, menurut Hanifal sama halnya seperti makanan keseharian mereka. Tidak ada yang spesial. Hanya waktunya yang spesial, bisa makan bereng keluarga di waktu subuh.

“Biasa saja, seperti makan harian, malah semakin berkurang kalau di bulan puasa ini,” ucapnya.

Meski berpuasa, namun Hanifal mengaku tetap melaksanakan rutinitas seperti biasanya. 

“Aktivitas seperti biasa. Tapi tetap dikurangi, apalagi sekarang masa pandemi. Kegiatan yang tidak terlalu penting saya hindari,” kata Hanifal.(**)

Laporan/Editor: Agung Chandra Widi






Editor: Harian Momentum





Leave a Comment

Tags Berita

Featured Videos