MOMENTUM, Bandarlampung--Serabi adalah salah satu makanan
tradisional yang namanya cukup terkenal.
Cita rasa manis dan gurih dari makanan dengan bahan dasar tepung
terigu itu sangat cocok untuk lidah orang Indonesia.
Salah satu penggemar serabi adalah Ismet Roni. Ketua Komisi IV
DPRD Provinsi Lampung itu mengatakan, serabi menjadi makanan pembuka yang wajib
tersedia ketika adzan Magrib berkumandang di Bulan Ramadan.
“Makanan khas saya ketika berbuka itu kue serabi, dan kurma. Kalau
buka puasa, makannya dua itu,” ucap Ismet usai salat tarawih, Senin malam
(3-5-2021).
Biasanya Ismet membeli serabi dari warga yang berdagang di
seputaran rumahnya, atau di pinggiran jalan.
“Kalau Ramadan banyak yang jual serabi. Tapi kalau di bulan biasa,
susah nyari serabi,” tuturnya.
Berbuka puasa dengan serabi, sudah dilakoni Ismet sejak kecil.
“Itu makanan saya waktu kecil,” ujarnya.
Dua serabi dan tiga butir kurma ketika berbuka mempu mengembalikan
stamina Ismet, pasca menahan lapar di siang hari.
“Mungkin karena rasa manisnya itu, dan memang dianjurkan berbuka
dengan yang manis,” ucapnya.
Setelah membatalkan puasanya dengan serabi dan kurma serta segelas
air putih, barulah Ismet menunaikan ibadah Salat Magrib dan ibadah-ibadah
lainnya.
“Setelah salat tarawih, baru makan-makanan berat,” ucapnya.
Ismet bersyukur, rutinitas ibadah di Ramadan 1442 Hijriah bisa
kembali normal, meski tetap dalam lingkaran penerapan protokoler kesehatan
(prokes) yang ketat.
“Alhamdulillah tahun ini kita sudah bisa salat berjamaah di
masjid, meski masih dalam pandemi. Tapi ingat, harus tetap pakai prokes,” kata
Ismet seraya mengingatkan bahwa di Ramadan tahun lalu salat Tarawih berjemaah
ditiadakan.
Ismet yang juga Sekretaris Partai Golkar Provinsi Lampung itu
kembali mengingatkan semua pihak agar patuh terhadap aturan yang telah
ditetapkan oleh pemerintah, baik pusat, maupun daerah.
“Pemerintah punya kewajiban menyeleamatkan jiwa masyarakat,
sehingga apa petunjuk pemerintah harus diikuti. Kalau dilarang mudik, ya itu
bukan dalam rangka memutuskan silaturahmi, tapi untuk menjaga,” jelasnya.
Lagipula, sambung Ismet, kini sudah ada teknologi informasi yang
bisa menyambungkan silaturahmi, satu sama lainnya.
“Kita bisa meggunakan teknologi informasi, video call untuk
menyampaikan ucapan kita ke sanak-keluarga,” terangnya.(**)
Laporan/Editor: Agung Chandra Widi
Editor: Harian Momentum