MOMENTUM,
Bandarlampung--Pandemi Corona Virus Disease 2019
(Covid-19) yang telah merebak di Indonesia sejak awal Maret 2020 tak kunjung
berakhir.
Semua sektor terdampak, akibat menurunnya roda perekonomian di
berbagai belahan dunia, tanpa terkecuali Indonesia.
Perekonomian Indonesia mengalami penurunan yang signifikan hingga
minus 5,32 persen di kuartal II pada tahun 2020 (Data BPS).
Pandemi Covid-19 mengharuskan pemerintah mengambil berbagai
kebijakan terkait penanganan virus ini untuk menekan penularannya.
Kebijakan yang dilakukan diantaranya social distancing
hingga Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Pembatasan aktivitas sosial, mengakibatkan semua sektor mengalami
kesulitan dalam menjalankan aktivitas seperti biasanya.
Para pelaku usaha terus mengalami penurunan omset, bahkan
menghadapi kebangkrutan, karyawan serta buruh pun terkena imbas dengan adanya Pemutusan
Hubungan Kerja (PHK).
Hal tersebut, membuat pelaku usaha dan masyarakat berfikir keras
agar bisa bertahan dimasa pandemi.
Para pelaku usaha mencari berbagai alternatif agar aktivitas usahanya
terus bertahan, salah satunya dengan memanfaatkan digitalisasi dalam menjual
produknya.
Masyarakat yang terdampak pun dipacu untuk tetap produktif meski
di dalam rumah. Dengan kondisi seperti ini, banyak usaha rumahan atau Usaha
Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang memanfaatkan digital marketing untuk bisnisnya
yang dijalankan meskipun hanya dari rumah.
Tidak hanya usaha rumahan dan UMKM saja yang memanfaatkan digital
marketing, namun perusahaan dan instansi besarpun berlomba-lomba meramaikan
pasar virtual ini.
Digital marketing (DM) atau
sering kita sebut penjualan secara online, merupakan kegiatan pemasaran yang
menggunkan metode branding sebuah produk melalui media soial, website
yang menggunakan Search Engine Marketing, e-mail Marketing, dan
lain-lain.
Kecepatan penyebaran dan jangkauannya yang luas namun minim biaya,
membuat Digital Marketing di gandrungi oleh masyarakat dan
perusahaan-perusahaan, terlebih tingkat pengguna sosial media seperti Facebook,
Twitter, Instagram dan youtube saat ini sangat tinggi.
Pelaku Usaha dituntut menjadi kreatif dan inovatif dalam membuat
konten-konten sosial media yang mampu menarik minat masyarakat.
Para pelaku usaha berlomba-lomba memasuki platform-platform
besar seperti Shopee, Tokopedia, Lazada untuk bersaing di pasar bebas.
Namun masih banyak pelaku usaha, khususnya usaha rumahan bahkan
UMKM belum memahami konsep digital marketing untuk meningkatkan
usahanya.
Seperti di Keluarahan Tanjung Baru Kecamatan Kedamaian Bandarlampung.
Banyak sekali pelaku usaha rumahan dan UMKM, namun mereka belum memanfaatkan
digital marketing yang sedang trend saat ini.
Pemahaman warga terkait digital marketing sangat minim sehingga
perlunya edukasi tentang pemanfaatn digital marketing dan sudah dilakukannya
penyuluhan untuk membangkitkan semangat berwirausaha meskipun di masa pandemic
covid-19.
Hal ini sangat berguna bagi warga, mengingat mereka perlu dukungan dari akademisi dalam memaksimalkan produknya dari segi perizinan, bentuk dan kemasan yang menarik, Paten serta konten-konten yang menarik agar bisa masuk dan bersaing di pasar virtual. (Penulis: Dosen Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Saburai, Deviana Sari, S.E.,M.S.Ak)
Editor: Harian Momentum