MOMENTUM, Bandarlampung--Viralnya kasus warga yang tertipu saat membeli tabung oksigen dinilai dapat menimbulkan kepanikan masyarakat di masa pandemik Corona Virus Disease 2019 (Covid-19).
Menanggapi itu, Ketua Komisi I DPRD Lampung Yozi Rizal mengimbau masyarakat tidak panik saat mendapat informasi soal rumah sakit yang kesulitan tabung oksigen.
"Kepanikan itu dikhawatirkan dimanfaatkan oleh orang-orang tidak bertanggungjawab untuk mencari keuntungan," ujar Yozi, Rabu (7-7-2021).
Dia berharap masyarakat jangan panik karena akan dimanfaatkan spekulan. "Terpenting,
bagaimana kita menjaga diri, menjaga keluarga dan orang-orang terdekat untuk menerapkan 5M," ujar Yozi Rizal.
Anggota Fraksi Partai Demokrat DPRD Lampung itu menambahkan, pemerintah dituntut dapat memenuhi kebutuhan pasokan tabung oksigen tersebut.
"Jangan sok-sokan. Minggu lalu pemerintah berbangga hati mengirim bantuan tabung oksigen ke India. Sekarang kita mengalami kelangkaan," tuturnya.
Untuk itu, Yozi menilai manajemen pemerintah harus bekerja dengan benar untuk mencukupi kegutuhan itu khususnya oksigen.
"Pemerintah juga mesti menyampaikan informasi yang benar agar masyarakat tidak panik," pungkasnya.
Sebelumnya, Kantor Wilayah (Kanwil) II Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) menemukan adanya peningkatan harga tabung oksigen.
Kepala Kanwil II KPPU Wahyu Bekti Anggoro mengatakan, berdasarkan pemantauan di lima provinsi, harga tabung oksigen kini mencapai Rp2 juta untuk ukuran 1 meter kubik.
"Tabung oksigen ukuran satu meter kubik mencapai harga Rp2 juta pertabung. Harga tersebut naik toha kali lebih besar dari harga normal," kata Wahyu melalui rilis yang diterima harianmomentum.com, Selasa (6-7-2021).
Selain harganya yang tinggi, dia menyebutkan, stok tabung oksigen juga tidak tersedia. Bahkan, agen-agen juga tidak lagi melayani penyewaan tabung oksigen.
"Berdasarkan pemantauan pada agen pengisian oksigen, didapatkan informasi bahwa saat ini sudah tidak lagi melayani sewa. Mereka hanya melayani isi ulang dengan harga rata-rata Rp50 ribu permeter kubik," sebutnya.
Akibatnya, harga tabung oksigen pun meroket sejalan dengan tingginya permintaan, namun stoknya terbatas.
"Naiknya harga tabung oksigen terjadi karena tingginya permintaan, terbatasnya kesediaan barang dan tempat penyewaan tabung," sebutnya.
KPPU pun mengimbau masyarakat dan stakeholder terkait agar menyampaikan informasi atau laporan jika ditemukan adanya indikasi pelanggaran berdampak pada hambatan pasokan dan distribusi.(**)
Laporan: Ira Widya
Editor: Agus Setyawan
Editor: Harian Momentum