MOMENTUM, Bandarlampung--Perpanjangan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level IV di Kota Bandarlampung berdampak besar bagi pegadang di pasar tradisional.
Seperti halnya di Pasar Rakyat Tani Kecamatan Kemiling. Pasar yang kerap ramai setiap Kamis dan Minggu itu terpantau lengang.
Pantauan harianmomentum.com, Minggu (25-7-2021), ruas jalan yang merupakan akses menuju pasar, terlihat lengang dari pengunjung. Berbeda dari pekan-pekan sebelumnya.
Siti, seorang pedagang cabai di Pasar Rakyat Tani Kecamatan Kemiling mengaku sepi sehingga omzet atau hasil penjualan ikut turun drastis.
"Minggu ini sangat sepi pembeli. Berbeda dari minggu-minggu sebelumnya," keluh Siti saat ditemui di lapak kaki lima dagangannya.
Menurut dia, pada pekan-pekan sebelumnya, setiap hari Minggu banyak masyarakat yang belanja di pasar ini. "Tetapi, saat ini pengunjung tidak seramai biasanya. Otomatis berimbas pada pendapatan," keluhnya.
Tuti pedagang lainnya pun mengeluhkan penurunan omzet. "Kalau sepi seperti ini. Balik modal saja sudah bersyukur," ujarnya.
Dia memprediksi, menurunnya jumlah pengunjung diperkirakan akibat merebaknya kasus covid-19 serta kembali diperpanjangnya PPKM di Kota Bandarlampung.
"Kemungkinan masyarakat menjadi lebih khawatir untuk ke pasar, karena kan biasanya pasar ramai. Mungkin takut terkena corona (covid-19, red)," sebutnya.
Hal senada disampaikan salah satu juru parkir di Pasar Rakyat Tani. Pria yang mengaku telah menjadi juru parkir sejak 2010 lalu, mengeluhkan sepinya pengunjung pasar.
"Karena covid-19 ini, pasar menjadi sepi. Tempat-tempat lain juga sepi. Imbasnya terasa sekali," kata pria tersebut.
Dia menerangkan, pada pekan-pekan sebelumnya pendapatan dari juru parkir dapat mencapai Rp300 ribu.
"Tetapi saat ini, untuk mendapatkan Rp100 saja susah," keluhnya.
Dia berharap, pandemi covid-19 dapat segera berakhir. Sehingga semua sektor yang terdampak menjadi pulih kembali.
"Harapannya mudah-mudahan corona (covid-19, red) ini segera selesai. Karena rakyat seperti kami sudah mengeluh dengan situasi seperti ini," harapnya. (**)
Laporan: Vino Anggi Wijaya
Editor: Agus Setyawan
Editor: Harian Momentum